Struktur Modal

Diposting pada

Sarjana Ekonomi Hai sobat sarjanaekonomi.co.id jumpa lagi dalam artikel kesayangan Anda.

Pada pembahasan kali ini, akan membahas mengenai Struktur Modal. Untuk lebih jelasnya mari simak pembahasannya secara lengkap di bawah ini.

√ Struktur Modal : Pengertian, Faktor, Komponen dan Teori Terlengkap


Pengertian Struktur Modal

Struktur modal merupakan sebuah proporsi keuangan antara utang jangka pendek, utang jangka panjang dan modal sendiri untuk menjalankan aktivitas perusahaan.

Tujuan manajemen struktur modal ialah mengolaborasikan sumber-sumber dana permanen yang dipakai perusahaan guna operasionalnya yang dapat memaksimalkan perusahaan tersebut.

Struktur modal adalah rasio yang digunakan perusahaan dalam menentukan kebijakan yang berhubungan dengan modal.

Kebijakannya yaitu berupa :

  • Jenis sekuritas yang akan diterbitkan berupa saham ekuitas, saham preferensi dan pinjaman jangka panjang.
  • Rasio relatif dari sekuritas dapat ditentukan oleh proses capital gearing.

Pengertian Struktur Modal Menurut Para Ahli

1. Sawir

Struktur modal ialah pendanaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham.


2. Rodoni dan Ali

Struktur modal yaitu proporsi dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan di mana dana yang diperoleh menggunakan kombinasi atau paduan sumber yang berasal dari dana jangka panjang yang terdiri dari dua sumber utama yakni yang berasal dari dalam dan luar perusahaan.


3. Halim

Struktur modal yakni perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat tetap, hutang jangka panjang, saham preferen, dan saham biasa.


4. Raharja Putra

Struktur modal merupakan campuran antara utang jangka panjang dan ekuitas, dalam rangka mendanai investasi perusahaan (operating assets).


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

1. Perdagangan Ekuitas (Trading on Equity)

Perdagangan ekuitas berarti mengambil keuntungan dari modal saham ekuitas untuk meminjam dana secara wajar.

Perdagangan ekuitas mengacu pada laba tambahan yang diperoleh pemegang saham karena penerbitan surat utang dan saham preferen.

Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa jika tingkat dividen pada modal preferensi dan tingkat bunga pada modal yang dipinjam lebih rendah dari tingkat umum pendapatan perusahaan, pemegang saham ekuitas diuntungkan yang berarti perusahaan harus pergi untuk campuran preferensi yang bijaksana saham, saham ekuitas serta surat utang.


2. Tingkat Kontrol (Degree of Control)

Dalam sebuah perusahaan, tingkat kontrol adalah direksi yang menjadi perwakilan terpilih dari pemegang saham.

Anggota-anggota ini telah mendapatkan hak suara maksimum dalam suatu fokus perhatian dibandingkan dengan pemegang saham preferen dan pemegang surat hutang.

Pemegang saham preferen memiliki hak suara yang lebih sedikit, sedangkan pemegang surat utang tidak memiliki hak suara.

Jika kebijakan manajemen perusahaan sedemikian rupa sehingga mereka ingin mempertahankan hak suara mereka, struktur permodalan terdiri dari pemegang surat utang dan pinjaman daripada saham ekuitas.


3. Fleksibilitas Rencana Keuangan (Financial Plan Flexibility)

Dalam suatu perusahaan, struktur modal harus sedemikian rupa sehingga ada kontraksi maupun relaksasi dalam rencana. Hutang dan pinjaman dapat dikembalikan kembali sesuai waktu yang diperlukan.

Sementara modal ekuitas tidak dapat dikembalikan pada titik mana pun yang memberikan kekakuan pada rencana.

Oleh karena itu, untuk memungkinkan struktur modal, perusahaan harus melakukan penerbitan surat utang dan pinjaman lainnya. Semua itu tergantung pada tingka fleksibilitas rencana keuangan.


4. Pilihan Terhadap Investor (Choice of Investors)

Kebijakan perusahaan umumnya memiliki berbagai kategori investor untuk sekuritas. Oleh karena itu, struktur modal harus memberikan pilihan yang cukup bagi semua jenis investor untuk berinvestasi.

Investor yang berani dan berjiwa petualang biasanya menggunakan saham ekuitas dan pinjaman serta surat utang umumnya dibesarkan dengan mengingat investor yang sadar.


5. Kondisi Pasar Modal (Capital Market Condition)

Dalam kehidupan perusahaan, harga pasar saham telah mendapat pengaruh penting. Selama periode depresi, struktur modal perusahaan umumnya terdiri dari surat hutang dan pinjaman.

Sementara dalam periode obligasi dan inflasi, modal perusahaan harus terdiri dari modal saham umumnya saham ekuitas.


6. Periode Pembiayaan (Period of Financing)

Ketika perusahaan ingin mengumpulkan dana untuk jangka waktu pendek, itu berlaku untuk pinjaman dari bank dan lembaga lain.

Sementara untuk jangka waktu yang panjang berlaku untuk penerbitan saham dan surat utang.


7. Biaya Pendanaan (Cost of Financing)

Dalam struktur modal, perusahaan harus melihat faktor biaya ketika sekuritas dinaikkan. Terlihat bahwa surat utang pada saat perolehan laba perusahaan terbukti menjadi sumber keuangan yang lebih murah dibandingkan dengan saham ekuitas di mana pemegang saham ekuitas menuntut bagian tambahan dalam laba.


8. Stabilitas Penjualan (Stability of Sales)

Bisnis mapan yang memiliki pasar yang tumbuh dan omset penjualan yang tinggi, perusahaan berada dalam posisi untuk memenuhi komitmen tetap.

Bunga atas hutang harus dibayar terlepas dari untung. Oleh karena itu, ketika penjualan tinggi, keuntungannya juga tinggi dan perusahaan berada dalam posisi yang lebih baik untuk memenuhi komitmen tetap seperti bunga pada surat utang dan dividen pada saham preferensi.

Jika perusahaan memiliki penjualan yang tidak stabil, maka perusahaan tidak dalam posisi untuk memenuhi kewajiban tetap. Jadi, modal ekuitas terbukti aman dalam kasus seperti itu.


9. Ukuran Perusahaan (Sizes of a Company)

Struktur bisnis perusahaan kecil biasanya terdiri dari pinjaman dari bank dan laba ditahan.

Sementara di sisi lain, perusahaan besar yang memiliki itikad baik, stabilitas dan laba yang mapan dapat dengan mudah pergi untuk penerbitan saham dan surat hutang serta pinjaman dan pinjaman dari lembaga keuangan. Semakin besar ukurannya, semakin besar total kapitalisasi.


Komponen Struktur Modal

1. Modal Asing

Modal asing atau hutang adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang sementara bekerja di dalam perusahaan dan untuk perusahaan yang bersangkutan modal adalah hutang yang pada waktunya harus dilunasi.

Dalam mengambil keputusan mengenai penggunaan utang, harus mempertimbangkan besarnya biaya tetap yang timbul dari utang dalam bentuk bunga yang akan mengarah pada peningkatan leverage keuangan dan tingkat pengembalian yang semakin tidak pasti bagi pemegang saham biasa.

Modal asing atau utang luar negeri dibagi menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut ini :

  • Utang Jangka Pendek (Short-term Debt)

Hutang jangka pendek adalah modal asing dengan periode maksimum satu tahun. Sebagian besar hutang jangka pendek terdiri dari kredit perdagangan, yaitu kredit yang diperlukan untuk dapat menjalankan bisnisnya.


  • Utang Jangka Menengah (Intermediate-term Debt)

Utang jangka menengah adalah utang yang lebih dari satu tahun atau kurang dari 10 tahun. Utang jangka menengah dibagi menjadi dua, yaitu Term Loan dan Leasing. Term Loan adalah kredit usaha dengan usia lebih dari satu tahun dan kurang dari 10 tahun.

Sewa adalah alat atau cara untuk mendapatkan layanan dari aset tetap yang pada dasarnya sama dengan jika kita menjual obligasi untuk mendapatkan layanan dan hak kepemilikan atas aset ini, perbedaan dalam sewa tidak disertai dengan hak kepemilikan.


  • Utang Jangka Panjang (Long-term Debt)

Utang jangka panjang adalah utang yang jangka waktunya panjang, umumnya lebih dari 10 tahun. Bentuk utang jangka panjang termasuk pinjaman obligasi dan pinjaman hipotek.

Pinjaman obligasi adalah pinjaman untuk jangka waktu yang lama, bagi debitur untuk menerbitkan sertifikat utang yang memiliki nilai nominal tertentu.

Pinjaman hipotek adalah pinjaman jangka panjang di mana penyedia uang (kreditor) diberi hak hipotek atas properti tidak bergerak, sehingga jika debitur tidak memenuhi kewajibannya, barang tersebut dapat dijual dari hasil penjualan dapat digunakan untuk tutupi tagihan.


2. Modal Sendiri

Modal sendiri atau ekuitas pada dasarnya adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak terbatas.

Modal sendiri diharapkan tetap di perusahaan untuk jangka waktu yang tidak terbatas sementara modal pinjaman telah jatuh tempo.

Modal sendiri dalam suatu perusahaan terdiri dari beberapa jenis, yaitu sebagai berikut :

  • Modal Saham

Modal saham adalah bukti kembalinya bagian atau peserta dalam perusahaan. Jenis-jenis saham termasuk saham biasa, Saham Pilihan, Saham Pilihan Kumulatif, dan lain sebagainya.


  • Cadangan

Cadangan di sini dimaksudkan sebagai cadangan yang terbentuk dari laba yang diperoleh perusahaan untuk beberapa waktu yang lalu atau dari tahun berjalan.

Cadangan termasuk modal sendiri termasuk cadangan ekspansi, cadangan modal kerja, cadangan devisa, cadangan untuk menyimpan barang-barang atau kejadian tak terduga (cadangan umum).


  • Laba Ditahan

Keuntungan atau laba yang diperoleh perusahaan dapat dibayar sebagian sebagai dividen dan sebagian dipegang oleh perusahaan. Jika holding laba telah dengan tujuan tertentu, maka cadangan dibentuk seperti yang dijelaskan.

Jika perusahaan tidak memiliki tujuan khusus mengenai penggunaan manfaat ini, maka laba adalah laba yang dipertahankan.


Teori Struktur Modal

1. Teori Tradisional

Pendekatan Tradisional berpendapat akan adanya struktur modal yang optimal.

Artinya Struktur Modal mempunyai pengaruh terhadap Nilai Perusahaan, di mana Struktur Modal dapat berubah-ubah agar bisa diperoleh nilai perusahaan yang optimal.


2. Teori Modigliani dan Miller (MM)

Dalam teori ini berpendapat bahwa Struktur Modal tidak memengaruhi Perusahaan. Dalam hal ini telah dimasukkan faktor pajak.

Sehingga nilai Perusahaan dengan utang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai perusahaan tanpa utang, Kenaikan tersebut dikarenakan adanya penghematan pajak.


3. Teori Trade-Off

Dalam kenyataan, ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan utang sebanyak banyaknya. Suatu hal yang terpenting adalah dengan semakin tingginya utang, akan semakin tinggi kemungkinan kebangkrutan.

Biaya kebangkrutan tersebut bisa cukup signifikan. Biaya tersebut terdiri dari dua, yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya Langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar biaya administrasi, atau biaya lainnya yang sejenis.

Biaya Tidak Langsung adalah biaya yang terjadi karena dalam kondisi kebangkrutan, perusahaan lain atau pihak lain tidak mau berhubungan dengan perusahaan secara normal.

Misalnya suplier tidak akan mau memasok barang karena mengkhawatirkan kemungkinan tidak akan membayar.


4. Teori Pecking Order

Teori Pecking Order mempunyai implikasi bahwa manajer akan berfikir dalam kerangka trade-off antara penghematan pajak dan biaya kebangkrutan dalam penentuan Struktur Modal.

Dalam kenyataan empiris nampaknya jarang manajer keuangan yang berfikir demikian. Teori Pecking Order ini bisa menjelaskan mengapa perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang lebih tinggi justru mempunyai tingkat utang yang lebih kecil.


5. Teori Asimetri Informasi dan Signaling

Teori ini mengatakan bahwa dalam pihak pihak yang berkaitan dengan perusahaan tidak mempunyai informasi yang sama mengenai prospek dan risiko perusahaan. Pihak tertentu mempunyai informasi yang lebih dari pihak lainnya.


6. Teori Keagenan (Agency Approach)

Menurut pendekatan ini, struktur modal disusun untuk mengurangi konflik antar berbagai kelompok kepentingan. Konflik antara pemegang saham dengan manajer adalah konsep free-cash flow.

Ada kecenderungan manajer ingin menahan sumber daya sehingga mempunyai kontrol atas sumber daya tersebut. Utang bisa dianggap sebagai cara untuk mengurangi konflik cash flow.

Jika perusahaan menggunakan utang, maka manajer akan dipaksa untuk mengeluarkan kas dari perusahaan untuk membayar bunga.


7. Teori Interaksi Produk

Teori ini berangkat dari teori organisasi industri dan relatif baru, dibandingkan dengan teori lainnya. Ada dua kategori dalam pendekatan ini, yaitu Strategi dan Menjelaskan hubungan antara Struktur Modal dengan karakteristik produk atau input.


Demikianlah penjelasan terlengkap mengenai √ Struktur Modal : Pengertian, Faktor, Komponen & Teorinya Lengkap. Semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan serta ilmu pengetahuan bagi yang membacanya. Terima Kasih.


Baca Juga Artikel Lainnya :