SarjanaEkonomi.Co.ID – Sebelum kalian akan melakukan pada sebuah penelitian terdapat hal-hal yang wajib untuk dilakukan adalah dengan cara merumuskan suatu masalah terlebih dahulu. Setelah sudah selesai maka kamu dapat untuk menentukan semua rumusan masalah yang ingin kamu selesaikan, kamu sudah dapat untuk melakukan terhadap sebuah penelitian dan selanjutnya yang kamu perlukan adalah sebuah hipotesis.
Hipotesis suka disebutkan sebagai dalam penelitian skripsi, penelitian tesis, sampai penelitian metode ilmiah sosial lainnya yang dapat menggunakan itu. Bisa dibilang hipotesis secara umun adalah berupa jawaban sementara yang dibutuhkan dalam suatu peneliti agar dapat membuktikan pada jawabannya nanti. Hipotesis dapat disiapkan dan sebagai asumsi atau dugaan yang secara terukur, serta tidak sekadar asumsi saja. Diulas pada awal bagian sebelum memasuki babak pada tahap selanjutnya dalam sebuah penelitian.
Supaya kalian dapat lebih memahami tentang hipotesis secara keleseluruhan, maka dari itu mari kita simak artikel ini samapai tuntas.
Pengertian Hipotesis
Hipotesis adalah seuatu jawaban yang bersifat sementara dan tidak tetap pada seorang peneliti yang mengenai pada suatu permasalahan yang telah diangkat pada topik penelitiannya. Perumusan hipotesis sendiri harus dapat dilakukan dengan berdasarkan pada sebuah kajian terhadap teori dari topik yang telah diangkat. Seorang peneliti harus banyak-banyak dalam membaca sebuah kajian teori dari sumber yang terpercaya sebelum akan membuat hipotesis penelitian.
Pengertian Hipotesis Menurut Para Ahli
1. Good dan Scates (2005)
Good dan Scates menjelaskan tentang pengertian pada suatu hipotesis sebagai sebuah bentuk taksiran atau referensi yang telah dirumuskan dan diterima pada sementara, dimana yang nantinya pada taksiran ini dapat menerangkan tentang fakta-fakta yang telah diteliti yang dapat digunakan sebagai dasar data untuk penelitian berikutnya.
2. Sudjana (1992)
Sudjada Hipotesis adalah sebuah asumsi atau berupa pada dugaan sementara mengenai dengan suatu hal yang diciptakan untuk dapat menjelaskan hal itu yang suka dituntut untuk menjalankan pemeriksaanya.
3. Kerlinger (1973) dan Tuckman (1982)
Kerlinger dan Tuckman Hipotesis merupakan suatu dari pernyataan sementara atau sebuah tahap dugaan terhadap suatu hubungan antara dua variabel atau lebih yang masih lemah pada kebenarannya yang terjadi.
4. Margono (2004)
Margono Istilah dari sebuah hipotesis berasal dari kata hipo (hypo) yang memiliki artinya adalah kurang dari dan tesis (thesis) yang artinya pendapat. Jadi hipotesis adalah tentang suatu pendapat yang menyimpulkan yang masih bersifat sementara dan belum tetap.
Baca Juga : Contoh Essay
Ciri-Ciri Hipotesis
Beberapa ciri atau tanda hipotesis yang baik itu seperti apa. Ini sangat penting sebagai rujukan untuk membuat sebuah hipotesis yang bisa dipertanggungjawabkan secara profesional. ciri-ciri hipotesi adalah sebagai berikut :
1. Turunan dari Sebuah Teori
Hipotesis dapat diturunkan terhadap suatu teori yang sudah dapat disusun agar bisa menjelaskan pada suatu masalah dan telah dibuktikan dalam proposisi-proposisi. Oleh sebab itu, pada suatu hipotesis adalah sebuah jawaban atau berupa dugaan yang sementara atas suatu masalah yang sudah dirumuskan dengan searah pada suatu tujuan penelitian.
2. Memiliki Variabel Independen dan Dependen
Hipotesis harus dapat dinyatakan dengan sangat jelas, di dalam sebuah istilah yang bagus dan secara operasional. supaya dapat menguji satu hipotesis dengan secara empiris adalah harus bisa mendefinisikan terhadap operasional pada semua variabel dalam hipotesis dan dapat dimengerti dengan secara pasti variabel seperti independen dan variabel dependen.
3. Dapat Diukur Secara Empiris
Hipotesis dapat dinyatakan berbagai variasi pada suatu nilai sehingga dapat diukur dengan secara empiris dan mendapatkan pada sebuah gambaran mengenai tentang pada bentuk fenomena yang sudah dapat diteliti. Dengan kata lain pada suatu fakta yang berkaitan dengan suatu hipotesis harus dapat sejajar dengan sebuah fakta. Untuk hipotesis deskriptif berarti hipotesis dapat dengan secara jelas dan menyatakan tentang suatu keadaan, ukuran, atau distribusi pada bentuk variabel atau fenomenanya yang telah menyatakan dalam nilai-nilai yang mempunyai manfaat.
4. Harus Bebas Nilai
Artinya dari nilai-nilai yang memiliki arti dalam peneliti dan preferensi pada sebuah subjektivitas tidak memiliki tempat di dalam pada sebuah pendekatan pada ilmiah seperti halnya dalam hipotesis.
5. Harus Dapat Diuji Kebanarannya
Hipotesis harus dapat diuji dengan kebenarannya menggunkan metode yang telah diadakan yang sudah digunakan untuk mengujinya sebab pada suatu peneliti dapat menjelaskan pada hipotesis secara bersih, bebas dari nilai, dan spesifik, serta dapat menemukan bahwa tidak ada lagi metode penelitian untuk mengujinya.
6. Hipotesis Hubungan
Hubungan yang telah ditujukan terhadap dengan terkait pada suatu teori yang telah digunakan. Jangan sampai pada hipotesis yang akan dibuat tidak memiliki data yang valid dan tidak berkaitan dengan fakta suatu ilmiah yang ada. Hal ini sangat kuatserta terdapat kaitannya dengan sifat secara hipotesis yang berhubungan dengan sebuah ilmu. Dimana hipotesis juga dapat kita sesuaikan dengan tumbuhnya ilmu dalam pengetahuan. Dalam penggunaan bahasa ilmiah dapat dijelaskan bahwa suatu hipotesis haruslah dapat menyatakan antar hubungan pada suatu variabel yang telah diteliti. Bagaimana terhadap sebuah kaitan atau pengaruh pada variabel tersebut terhadap hasil suatu penelitian.
7. Hipotesis Sederhana
Hipotesis harus dibuat dengan sangat sesederhana mungkin Karena hipotesis adalah suatu dalam bentuk jawaban dari rumusan masalah terhadap sebuah penelitian. Jika hipotesis dikerjakan dalam bentuk yang sangat susah, maka untuk dapat menutupi adanya sebuah kesalahpahaman di dalam suatu pengertian. maka akan semakin spesifik pada sebuah hipotesis maka akan semakin kecil juga, pada kemungkinan dengan memasukkan hal-hal yang tidak dengan secara relevan ke dalam hipotesis tersebut.
8. Dapat Menerangkan Fakta
Hal ini sangat erat pada kaitannya dengan ciri-ciri hipotesis sebelumnya, terutama pada ciri ketiga yaitu hipotesis dapat diukur dengan secara empiris. Artinya pada suatu hipotesis harus bisa menjelaskan tentang kesulitan pada suatu fakta-fakta yang ada pada kaitkan dengan menggunakan teknik pada pengujian yang dapat dikuasai.
Baca Juga : Contoh Paper
Karakteristik Hipotesis
Membuat sebuah hipotesis, baik yang digunakan dalam keperluan pada sebuah penelitian atau untuk digunakan pada hal lainnya. Berikut ini beberapa karakteristik dari sebuah hipotesis:
- Hipotesis dapat diungkapkan dan harus dapat menyertakan pada sebuah hubungan dengan menggunkan rumusan masalah.
- Hipotesis haruslah tetap sederhana.
- Hipotesis harus dapat menerangkan pada suatu kejadian secara nyata.
- Pendapat yang telah diungkapkan harus dapat sesuai dengan adanya fakta dan dapat diuji atas kebenarannya.
- Hipotesis harus mempunyai suatu hubungan dengan ilmu dan juga dapat sesuai dengan adanya suatu perkembangan ilmu pengetahuan.
Manfaat Hipotesis
Pada umumnya, pada sebuah hipotesis akan digunakan di dalam sebuah penelitian karena mempunyai banyak sekali manfaat terhadap semua orang. Berikut ini berbagai manfaat atau keuntungan dari sebuah hipotesis:
- Bermanfaat dapat menjelaskan pada suatu masalah yang sedang terjadi di dalam penelitian.
- Bermanfaat pada penentu arah untuk suatu penelitian.
- Sebagai kerangka dari suatu analisa yang dapat dipakai untuk membuat suatu kesimpulan dari penelitian.
- Bermanfaat agar dapat menjelaskan beberapa variabel yang akan diuji.
- Sebagai tahapan agar dapat menentukan metode analisa pada sebuah data.
- Bermanfaat sebagai korelasi pada hubungan antar fakta.
- Untuk pedoman menjalankan pengujian terhadap fakta dan juga antar fakta.
Fungsi dan Kegunaan Hipotesis
Hipotesis sangat penting terhadap suatu penelitian. Dengan tidak adanya hipotesis, maka tidak akan ada juga perkembangan dalam wawasan pemikiran atau pengertian kata ilmiah dalam mengumpulkan suatu fakta secara empiris. Tanpa adanya suatu hipotesis, maka akan sangat sulit untuk menenmukan mana fakta-fakta yang secara relevan dan mana yang tidak secara relevan. Fungsi penting dalam suatu hipotesis di dalam sebuah penelitian, adalah sebagai berikut:
- Untuk menguji suatu teori yang akan di lakukan,
- Mendorong timbulnya suatu teori baru dalam memecahkan permasalahan,
- Menerangkan tentang suatu fenomena yang bersifat sosial,
- Sebagai pedoman agar dapat mengarahkan pada sebuah penelitian,
- Memberikan bentuk kerangka agar dapat menyusun pada suatu kesimpulan yang akan dihasilkan di akhir dalam sebuah penelitian.
Baca Juga : Struktur Karya Ilmiah
Jenis-jenis Hipotesis
Berikut ini adalah beberapa jenis jenis dalam hipotesis, maka kamu harus dapat memahami tentang jenis-jenis yang ada pada hipotesis adalah sebagai berikut :
1. Hipotesis Deskriptif
Pada suatu hipotesis yang secara proposisi telah menyatakan terhadap sebuah keberadaan, besar, bentuk, atau distribusi suatu variabel, seperti :
“ Tingkat Berpendidikan di kota B sekarang adalah lebih dari 7 persen dari Dari lulusan SMA.”
“ Pendapatan ekonomi rata-rata pegawai Y sebesar 75 prsen dari hasil pendapatan perbulan”
“ Duapuluh Lima persen pada pendapatan perusahaan A menyetujui kenaikan gaji secara deviden pada perusahaan”
2. Hipotesis Hubungan
Hipotesis hubungan merupakan suatu pernyataan yang mendeskripsikan terhadap suatu hubungan antara dua variabel atau lebih, berhubungan dengan suatu kasus terkait. Terdapat hipotesis hubungan, yaitu Hubungan yang mempunyai sifat sejajar dan tidak ada timbal balik pada pendidikan.
3. Hipotesis Nihil
Hipotesis ini telah diformulasikan untuk dapat ditolak terhadap telah selesai pada pengujian. Dalam suatu hipotesis Nihil selalu ada implikasi “tidak ada beda”, “tidak ada hubungan”, dan “ tidak ada pengaruh”. Hipotesis Nihil terkadang dapat diuji dengan memakai statistik. apabila hipotesis Nihil ditolak, maka kita dapat memperoleh hipotesis pasangannya, yang disebut dengan hipotesis alternatif.
Baca Juga : Contoh Teks Laporan Hasil Observasi
Pembentukan Dalam Hipotesis
Dalam merumuskan suatu hipotesis biasanya telah dimulai dengan adanya suatu pembentukan terhadap kerangka analisis. Kerangka analisis ini dinyatakan dalam bentuk konseptual dan model empiris. Selanjutnya, hipotesis tersebut telah diuji dengan memakai data secara empiris. berikut ini adalah beberapa point dalam merumuskan hipotesis, yaitu:
- Hipotesis dirumuskan dalam bentuk pernyataan
- Hipotesis dirumuskan dengan jelas dan padat serta spesifik
- Hipotesis harus bisa diuji secara empiris (didukung dengan adanya data hasil penelitian)
- Hipotesis menyatakan hubungan dua variabel atau lebih
- Hipotesis memiliki suatu kerangka teori tertentu.
Point Penting Dalam Menyusun Hipotesis
Saat akan menyusun sebuah hipotesis, maka dalam penyusunan pada kalimat dapat dibuat dengan menggunkan kalimat serta pernyataa secara deklaratif. pada kalimat ini bersifat positif dan tidak bersifat normatif. Yang dapat mengelak dalam menyusun suatu hipotesis adalah dengan kata istilah-istilah seperti sebaiknya dan seharusnya. Istilah kata tersebut dikarenakan masih dalam bentuk bersifat dan belum tentu dengan sebuah dengan kebenarannya atau belum jelas. Variabel yang sudah dinyatakan dalam bentuk hipotesis adalah sebuah variabel secara operasional yaitu dapat diukur serta dicermati. Hipotesis dapat menunjukkan pada suatu terikatan tertentu diantara variabel-variabel.
Baca Juga : Contoh Jurnal
Cara Membuat Hipotesis
Dalam pembuatan suatu hipotesis pada Tahap-tahap dalam pembuatan hipotesis pada umumnya adalah sebagai berikut ini :
1. Penentuan Pada Masalah
Dasar pengertian dalam ilmiah adalah sebuah kekayaan dalam bentuk pengetahuan terhadap ilmiah yang biasanya akan timbul karena adanya sesuatu dalam suatu keadaan atau peristiwa yang terlihat tidak atau tidak dapat diterangkan pada secara hukum atau teori atau bentuk-bentuk ilmu yang sudah dipahami. Dasar dalam pengertian pun bagusnya akan dilakukan pada saat secara sadar dengan tahap perusumusan yang bijak, Dalam tahap proses penalaran ilmiah tersebut, pada suatu penentuan masalah mendapat pada suatu bentuk dalam perumusan masalah.
2. Hipotesis Pendahuluan
Dugaan sementara yang menjadi pusat bertolak dari semua tahap kegiatan. Ini dapat dipakai juga sebagai penalaran ilmiah.Tanpa adanya hipotesis preliminer, pada tahap pengamatan tidak akan terus terarah. Fakta yang terkumpul mungkin tidak bisa digunakan dalam menyimpulkan suatu konklusi, karena tidak relevan dengan masalah yang sedang dihadapi. Karena tidak dapat dirumuskan dengan secara eksplisit, dalam sebuah penelitian, hipotesis preliminer dianggap bukan hipotesis pada keseluruhan penelitian, namun adanya sebuah hipotesis yang dapat digunakan dalam melakukan uji coba sebelum penelitian sebenarnya akan di lakukan.
3. Pengumpulan Fakta
Dalam arti penalaran ilmiah, di antara jumlah pada fakta yang pada hasil besarnya tak terbatas itu hanya dapat dipilih pada fakta-fakta yang secara relevan dengan hipotesis pendahuluan yang perumusannya didasarkan pada ketelitian dan ketepatan dalam menentukan sebuah fakta.
4. Formulasi Hipotesis
Pembentukan hipotesis dapat dilakukan dimana logika tidak bisa bertindak banyak tentang hal ini. Hipotesis dapat diciptakan pada saat terdapat hubungan tertentu di antara pada sejumlah fakta. Sebagai contoh sebuah anekdot yang sangat pasti dengan menggambarkan sifat dalam penemuan dari hipotesis, serta dapat diceritakan bahwa sebuah jeruk telah jatuh dari pohon ketika Newton tidur di bawahnya dan teringat olehnya bahwa semua benda yang ada di bumi pasti akan jatuh dan seketika itu pula dapat dilihat hipotesanya, yang dikenal dengan hukum dalam suatu gravitasi.
5. Pengujian Hipotesis
Hipotesis dengan keadaan yang dapat cermati. Dalam maksud dari kata ilmiah hal ini disebut sebagai dari bentuk verifikasi (pembenaran). Apabila suatu hipotesis telah terbukti valid dengan berkaitan sebuah fakta maka disebut dengan konfirmasi. Falsifikasi (penyalahan) terjadi jika pada suatu usaha telah menemukan fakta dalam pengujian secara hipotesis tidak sesuai dengan hipotesis. untuk menjaga-jaga apabila usaha itu tidak menuaikan pada hasil yang baik, maka hipotesis tidak dapat terbantah oleh sebuah fakta yang dinamakan dengan koroborasi (corroboration). Hipotesis yang suka mendapat konfirmasi atau koroborasi dapat disebut dengan teori.
6. Aplikasi
Apabila hipotesis itu benar dan dapat diadakan menjadi suatu kejadian yang akan datang dan ramalan itu harus dapat dibuktikan dengan cocok pada sebuah fakta. Selanjutnya harus dapat dicocokan dengan sebuah data.
Itulah yang dapat saya informasikan terkait Cara Membuat Hipotesis semoga artikel ini sangat bermanfaat bagi kalian yang ingin membuat hipotesis, semoga kalian dapat menghasilkan hasil yang maksimal dan memuaskan dalam meyusun hipotesis, Terimkasih.