SarjanaEkonomi.Co.ID – Hai sobat sarjanaekonomi.co.id jumpa lagi dalam pembahasan kali ini. Karena dalam pembahasan ini akan dibahas mengenai Manajemen Laba. Apakah itu Manajemen Laba? Simak penjelasan terlengkapnya di bawah ini.
Pengertian Manajemen Laba
Manajemen Laba (Earning Management) adalah suatu intervensi dengan tujuan tertentu dalam suatu proses pelaporan keuangan eksternal, untuk memperoleh beberapa keuntungan yang privat sebagai lawan untuk memudahkan operasi yang netral proses tersebut.
Pengertian Manajemen Laba Menurut Para Ahli
1. Schipper (1989)
Manajemen Laba adalah suatu intervensi dengan tujuan tertentu dalam suatu proses pelaporan keuangan eksternal, untuk memperoleh beberapa keuntungan privat (sebagai lawan untuk memudahkan operasi yang netral dari proses tersebut).
2. Asih dan Gudono (2000)
Manajemen Laba adalah suatu proses yang dilakukan dengan sengaja dalam suatu batasan General Addopted Accounting Principles atau GAAP untuk mengarahkan tingkatan laba yang dilaporkan.
3. Fischer dan Rozenzwig (1995)
Manajemen Laba adalah suatu tindakan manajer yang menaikkan (menurunkan) laba yang dilaporkan dari unit yang menjadi tanggungjawabnya namun tidak mempunyai hubungan dengan kenaikan atau penurunan profitabilitas perusahaan dalam jangka panjang.
4. Healy dan Wallen (1999)
Manajemen Laba terjadi ketika manajer yang menggunakan judgement dalam laporan keuangan dan penyusunan transaksi untuk mengubah suatu laporan keuangan, sehingga mempengaruhi hasil yang berhubungan dengan kontrak yang tergantung pada angka akuntansi.
5. Widyaningdyah (2001)
Menurut Widyaningdyah, pengertian manajemen laba yakni :
- Dalam arti sempit, Manajemen Laba (Earning Management) ini berkaitan dengan pemilihan metode akuntansi. Manajemen Laba adalah suatu perilaku manager untuk bermain dengan komponen discretionary accruals dalam penentuan laba.
- Dalam arti luas, Earning Management adalah suatu tindakan manajer untu meningkatkan atau mengurangi laba yang dilaporkan saat ini atas unit yang menjadi tanggung jawab manager tanpa mengakibatkan peningkatan atau penurunan profitabilitas ekonomis jangka panjang unit tersebut.
6. Muetia (2004)
Manajemen Laba (Earning Management) adalah suatu usaha pihak manajer yang disengja untuk memanipulasi laporan keuangan dalam batasan yang dibolehkan oleh prinsip akuntansi dengan tujuan memberikan informasi yang menyesatkan para pengguna laporan keuangan untuk kepentingan pihak manajer.
7. Copeland (1968:10)
Manajemen Laba ini mencakup usaha manajemen untuk memaksimumkan atau meminimumkan laba termasuk perataan laba sesuai dengan keinginan manajer.
8. Setiawati dan Na’im (2000)
Manajemen Laba adalah suatu campur tangan dalam proses pelaporan keuangan eksternal dengan tujuan menguntungkan diri sendiri.
Manajemen Laba ini merupakan salah satu faktor yang dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan, manajemen laba menambah bias dalam suatu laporan keuangan dan dapat mengganggu pemakai laporan keuangan yang mempercayai angka laba adalah hasil rekayasa tersebut sebagai angka laba tanpa rekayasa.
Tujuan dan Motivasi Manajemen Laba
Menurut Scout (2003), tujuan dan motivasi laba yaitu sebagai berikut :
1. Bonus Purposes (Tujuan Bonus)
Manajer yang memiliki suatu informasi atas laba bersih perusahaan akan bertindak secara oportunistik untuk melakukan manajemen laba dengan memaksimalkan laba saat ini.
2. Taxation Motivation (Motivasi Perpajakan)
Motivasi penghematan pajak menjadi sebuah motivasi manajemen laba yang nyata. Berbagai metode akuntansi dapat digunakan dengan tujuan untuk penghematan pajak pendapatan perusahaan.
3. Pergantian CEO
CEO yang mendekati masa pensiun akan cenderung menaikkan pendapatan untuk bisa meningkatkan bonus manajemen dan apabila kinerja perusahaan buruk, mereka akan memaksimalkan pendapatan agar tidak diberhentikan.
4. Initial Public Offering (IPO) atau Penawaran Saham Perdana
Perusahaan yang akan go public ini belum memiliki nilai pasar dan dapat menyebabkan manajer perusahaan yang akan go public tersebut harus melakukan manajemen laba dengan harapan bisa menaikkan harga saham perusahaan.
Pola Manajemen Laba
Menurut Scott (2003:383), terdapat beberapa pola atau bentuk pelaksanaan manajemen laba diantaranya yakni :
1. Taking A Bath
Dalam pola ini, manajemen harus menghapus beberapa aktiva dan dapat membebankan perkiraan biaya yang akan datang pada laporan saat ini. Selain itu, manajemen ini juga harus melakukan clear the desk, sehingga laba yang dilaporkan pada periode yang akan datang meningkat.
2. Income Minimization
Pola ini dilakukan saat profitabilitas pada perusahaan sangat tinggi agar tidak mendapat perhatian secara politis. Tindakan yang dilakukan yaitu berupa penghapusan pada barang modal dan aktiva tak berwujud, biaya iklan, serta pengeluaran untuk suatu penelitian dan pengembangan.
3. Income maximization
Teknik ini dilakukan dengan cara memaksimalkan laba, tujuannya yaitu untuk dapat memperoleh bonus yang lebih besar. Tindakan ini juga dapat dilakukan untuk menghindari suatu pelanggaran atas kontrak hutang jangka panjang (debt covenant).
4. Income smoothing
Teknik ini dilakukan dengan cara melaporkan trend suatu pertumbuhan laba yang stabil, dibanding perubahan laba yang meningkat atau menurun secara drastis.
5. Timing Revenue dan Expenses Recognation
Teknik ini dapat dilakukan dengan cara membuat kebijakan yang berkaitan dengan timing suatu transaksi, contohnya seperti pengakuan premature atas pendapatan.
Teknik Manajemen Laba
Menurut Na’im dan Setiawani (2000), teknik atau cara melakukan manajemen laba ialah antara lain :
1. Cara Pertama yaitu bisa memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi. Manajemen yang melakukan perkiraan pada estimasi akuntansi seperti estimasi tingkat piutang tak tertagih, estimasi kurun waktu depresiasi aktiva tetap atau amortisasi aktiva tak berwujud, estimasi biaya garansi.
2. Cara Kedua yaitu dapat mengubah metode akuntansi. Manajemen melakukan suatu perubahan pada metode akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi. Misalnya seperti mengubah suatu metode depresiasi aktiva tetap dari metode depresiasi angka tahun ke metode depresiasi garis lurus.
3. Cara Ketiga yaitu bisa menggeser periode biaya atau pendapatan, misalnya seperti mempercepat atau menunda pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan hingga periode akuntansi berikutnya dan lain sebagainya.
Faktor Pendorong Manajemen Laba
Menurut Watt dan Zimmerman (1986), dalam Positif Accounting Theory ada 3 faktor pendorong yang melatarbelakangi suatu manajemen laba, diantaranya sebagai berikut :
1. Bonus Plan Hypothesis
Manajemen akan memilih suatu metode akuntansi yang memaksimalkan utilitasnya yakni bonus yang tinggi. Manajemen perusahaan ini memberikan bonus besar berdasarkan laba lebih banyak mengunakan metode akuntansi yang meningkatkan laba yang dilaporkan.
2. Debt Covenant Hypothesis
Manajemen yang melakukan suatu pelanggaran perjanjian kredit cenderung memilih metode yang dapat meningkatkan laba. Hal tersebut bertujuan untuk bisa menjaga reputasi dalam pandangan pihak eksternal.
3. Political Cost Hypothesis
Semakin besar perusahaan maka akan semakin besar pula kemungkinan perusahaan untuk memilih metode akuntansi yang menurunkan laba.
Karena jika menggunakan laba yang tinggi, maka pemerintah akan mengambil suatu tindakan seperti menaikan pajak pendapatan perusahaan, mengenakan peraturan antitrust dan lain sebagainya.
Demikian artikel tentang √ Manajemen Laba : Pengertian, Tujuan, Motivasi, Pola, Teknik & Faktornya Lengkap. Semoga bermanfaat dan dapat menambah ilmu pengetahuan serta wawasan yang luas untuk para pembaca. Terima Kasih.
Baca Juga Artikel Lainnya :
- Manajemen Kas : Pengertian, Tujuan, Sumber, Aspek, Motif & Faktornya Lengkap
- √ Manajemen Biaya : Pengertian, Macam, Proses, Manfaat, Tujuan, Konsep, Elemen & Prinsipnya Lengkap
- √ Manajemen Konstruksi : Pengertian, Peran, Fungsi, Tujuan dan Tugasnya Terlengkap
- √ Manajemen Industri : Pengertian, Sejarah, Fungsi, Tingkatan & Pendidikanya Lengkap
- √ Manajemen Produksi : Pengertian, Fungsi, Tujuan, Ruang Lingkup dan Tugasnya Lengkap