Sarjana Ekonomi – Hai sobat sarjanaekonomi.co.id pada pembahasan kali ini akan membahas tentang Manajemen Persediaan. Mulai dari pengertian, fungsi, tujuan serta faktornya secara lengkap. Simak penjelasannya dibawah ini.
Pengertian Manajemen Persediaan
Manajemen Persediaan atau bisa juga disebut dengan Inventory Management yakni salah satu bagian dalam manajemen operasional dan manajemen produksi. Manajemen persediaan ini juga dapat diartikan sebagai kegiatan untuk dapat menjaga jumlah optimim barang-barang yang dimiliki.
Persediaan adalah suatu bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk dapat memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam suatu proses produksi atau perakitan, untuk bisa dijual kembali, atau untuk suku cadang dari peralatan atau mesin.
Persediaan juga dapat berupa bahan mentah, bahan pembantu, barang dalam proses, barang jadi ataupun suku cadang.
Tujuan Manajemen Persediaan
- Memastikan adanya suatu persediaan melalui safety stock.
- Memberi waktu luang untuk sebuah pengelolaan produksi dan pembelian.
- Mengantisipasi suatu perubahan permintaan dan penawaran.
- Menghilangkan atau mengurangi suatu risiko keterlambatan pengiriman bahan.
- Menyesuaikan dengan jadwal suatu produksi.
- Menghilangkan atau mengurangi suatu resiko kenaikan harga.
- Menjaga persediaan bahan yang dapat dihasilkan secara musiman.
- Mengantisipasi suatu permintaan yang dapat diramalkan.
- Mendapatkan suatu keuntungan dari quantity discount.
- Komitmen terhadap para pelanggan.
Jenis-Jenis Manajemen Persediaan
1. Bahan Baku (Barang Mentah)
Bahan baku merupakan salah satu jenis persediaan yang pertama, bahan baku merupakan bahan yang wajib dan harus ada karena tanpa adanya bahan baku maka barang jadi tidak akan selesai dibuat.
Manajemen persediaan juga harus memastikan adanya stok bahan baku untuk proses produksi.
2. Barang Dalam Proses (Barang Setengah Jadi)
Tidak sedikit perusahaan yang akan mengirimkan suatu barang setengah jadi atau barang dalam proses ini ke pabrik yang lainnya untuk dapat dilanjutkan menjadi barang jadi.
Manajemen persediaan ini akan memperhitungkan seberapa besar barang dalam proses ini diteruskan supaya bisa memenuhi permintaan pasar dan sesuai jadwal produksi.
3. Barang Jadi
Agar sebuah perusahaan memperoleh keuntungan secara maksimal maka pengaturan persediaan barang perlu dilakukan secara matang dan berdasar kondisi pasar, internal ataupun eksternal.
Setelah barang jadi maka perlu dikirim atau pendistribusian kepada pihak ke tiga atau agen-agen yang sudah terdaftar.
4. Barang Suplai
Seseorang yang bertugas untuk dapat mengatur persediaan tentunya harus pandai untuk mengelola semua persediaan yang digunakan untuk produksi ataupun yang tidak.
Kalau kita melihat dari sisi permintaan maka manajemen persediaan terbagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
- Barang Mentah Dan Barang Setengah Jadi
Barang jenis ini tergantung oleh sebuah proses produksi bukan karena adanya permintaan pasar atau bahasa inggrisnya dependent demand inventory.
- Barang Jadi
Barang jadi dapat ditentukan oleh permintaan pasar atau bahasa inggrisnya independent demand inventory.
Sedangkan dalam ilmu manajemen persediaan tak hanya untuk mengelola beberapa persediaan saja melainkan barang cacat atau tidak lolos SOP, suku cadang dan memo persediaan.
Faktor yang Mempengaruhi Persediaan
Ada beberapa faktor yang dapat diperhitungkan oleh manajemen persediaan dan bisa mempengaruhi tingkat persediaan perusahaan, seperti berikut ini :
- Jumlah dana yang tersedia, suatu ketersediaan dana yang dimiliki sangat berpengaruh terhadap prioritas pembelian persediaan, item apa yang urgen untuk bisa dibeli dan item apa yang masih bisa ditunda.
- Lead time, yakni waktu tunggu barang yang dipesan sampai barang diterima.
- Frekuensi penggunaan, adalah semakin sering digunakan, akan semakin kecil persediaan yang tersedia.
- Daya tahan persediaan, suatu persediaan yang memiliki daya tahan yang lemah seperti buah, daging dan barang sejenis harus segera cepat dikeluarkan atau dijual atau juga digunakan.
Pertimbangan Biaya Manajemen Persediaan
1. Biaya setiap unitnya (item cost)
2. Biaya penyiapan pemesanan (ordering cost)
Untuk ordering cost ini terdapat beberapa, diantaranya yaitu sebagai berikut :
- Biaya pembelian (purchasing order)
- Biaya ekspedisi
- Biaya transportasi
- Biaya penerimaan (receiving cost)
- Kalau produk yang diproduksi ini dibuat sendiri maka terdapat biaya penyiapan (set up cost). Seperti biaya untuk menyiapkan perlengkapan dan peralatan.
- Biaya pengelolaan persediaan (carrying cost)
- Biaya modal (cost of capital) atau biaya yang dikalkulasikan sebesar peluang yang akan bisa hilang jika persediaan akan dipakai untuk investasi.
- Biaya gudang (cost of storage), asuransi dan pajak.
- Biaya resiko pada kerusakan dan kehilangan (cost of obsolescence, deterioration and loss).
- Biaya karena kehabisan persediaan (stockout cost).
Fungsi Manajemen Persediaan
- Memastikan persediaan tersebut tersedia (safety stock).
- Mengurangi risiko pada keterlambatan dalam pengiriman persediaan.
- Mengurangi suatu risiko harga yang fluktuatif.
- Memperoleh diskon dari pada pemesanan dalam jumlah yang banyak.
- Menyesuaikan pembelian dengan jadwal suatu produksi.
- Mengantisipasi suatu perubahan yang terjadi pada penawaran maupun permintaan.
- Mengantisipasi suatu permintaan mendadak.
- Menjaga jumlah persediaan yang hanya tersedia pada musiman, sehingga ketika bahan sedang tidak musim, maka perusahaan masih memiliki persediaan barang tersebut.
- Mengawasi suatu pesanan persediaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi, bisa dikembalikan ke supplier bila tidak cocok.
- Menjaga suatu komitmen terhadap customer agar barang bisa diproduksi dengan waktu dan kualitas yang diminta.
- Menentukan sebuah kuantitas persediaan yang harus di simpan untuk berjaga jaga.
Pendekatan Manajemen Persediaan
1. Economic Order Quantity (EOQ)
Economic order quantity adalah beberapa jumlah pemesanan yang paling ekonomis, yaitu jumlah pembelian barang yang dapat meminimumkan jumlah biaya pada pemeliharaan barang di gudang dan biaya pemesanan setiap tahun.
2. Periodic Review
Dalam pendekatan ini yang dilakukan adalah pada pemesanan barang dengan interval waktu sama. Artinya pemesanan barang sudah akan terjadwal secara rutin sehingga biaya yang disiapkan bisa diperkirakan.
3. Material Requirement Planning (MRP)
Dalam MRP, pembelian suatu barang yang dibutuhkan dapat direncanakan untuk membuat produk yang terdiri dari beberapa komponen, atau dikenal dengan system assembling.
Tujuannya adalah untuk dapat menjamin tersedianya material, item, komponen dalam produksi, serta produk jadi. Tujuan kedua adalah untuk bisa menjaga tingkat persediaan seminim mungkin, serta untuk merencanakan suatu kegiatan dalam pengiriman, penjadwalan, dan pembelian material.
Sudut Pandang Bagian Lain Tentang Persediaan
- Divisi Pemasaran
Kalau untuk divisi pemasaran ini mengharapkan persediaan cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar, terlebih kalau ada order melebihi target. Namun jika orderan sedang sepi maka mereka menginginkan stok persediaan tidak banyak.
- Divisi Pembelian
Kalau untuk bagian pembelian, mereka lebih cenderung terus melakukan pembelian suatu barang supaya dapat mendapatkan potongan pembelian.
- Divisi Produksi
Dan di bagian produksi, mereka juga lebih cenderung untuk akan terus melakukan produksi dengan kebutuhan persediaan yang banyak supaya proses produksi lancar.
- Divisi Keuangan
Kalau untuk tim keuangan, mereka juga akan jauh lebih cenderung untuk memilih pos persediaan serendah mungkin supaya bisa memaksimalkan dana yang ada untuk sebuah kebutuhan lainnya yang lebih menguntungkan.
Demikianlah penjelasan terlengkap mengenai √ Manajemen Persediaan : Pengertian, Jenis – Jenis, Fungsi, Tujuan dan Faktornya Terlengkap. Semoga para sobat sekalian bisa bertambah ilmu pengetahuannya dan bermanfaat bagi kehidupan. Terima Kasih.
Baca Juga Artikel Lainnya :
- Manajemen Organisasi
- Manajemen Agribisnis
- Manajemen Pemasaran
- Manajemen Strategi
- Manajemen Operasional