Pengertian Ekuitas

Diposting pada

SarjanaEkonomi.Co.ID – Hai sobat sarjanaekonomi.co.id jumpa lagi dalam artikel ini. Pada pembahasan kali ini juga akan dibahas mengenai Ekuitas. Mulai dari pengertian, jenis-jenisnya dan contohnya akan dibahas secara lengkap. Simak penjelasannya dibawah ini.

√ Ekuitas : Definisi, Jenis-Jenis, dan Contoh Ekuitas Dalam Akuntansi [ TERLENGKAP ]

Pengertian Ekuitas

Ekuitas merupakan sebuah perkiraan yang mencerminkan besarnya hak atau kepentingan pemilik suatu perusahaan pada harta perusahaan.

Kalau sesuai dengan persamaan dasar akuntansi, kolom sisi kiri (debet) berisi kelompok harta dan pada sisi kanan (kredit) berisi kelompok hutang dan ekuitas.

Pada sisi kiri adalah sumber daya yang dimiliki perusahaan dan pada sisi kanan menunjukkan besarnya kepemilikan harta perusahaan dan kepentingan kreditor (utang).

Rumus :

Modal = Aktiva (Harta) – Passiva (Utang)

Atau :

Aset = Kewajiban + Ekuitas

Ekuitas juga merupakan salah satu unsur penting dalam laporan neraca. Jadi ekuitas ini jika dalam jurnal mempunyai saldo normal pada kredit.

Karena terletak pada kanan yang bertanda sama dengan, hal ini berarti jika ekuitas pemilik bertambah maka masuk sisi kredit adalah pada posting ayat jurnal.

Ekuitas ini juga ialah modal pemilik yang menjadi modal awal perusahaan. Dalam teori akuntansi ekuitas merupakan hal residual atas aset perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban.

Hal ini jika di kembalikan pada rumus dasar yang dituliskan diatas sangat lumrah karena jika aset ialah kewajiban ditambah ekuitas. Maka ekuitas ialah aset dikurangi ekuitas.

Pada suatu laporan keuangan sendiri ada sebuah draf laporan perubahan ekuitas pemilik yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari rentetan suatu laporan keuangan yang harus dilaporkan pada setiap periode pencatatan perusahaan.

Arti ekuitas dapat juga diartikan sebagai modal atau kekayaan suatu entitas, yaitu selisih jumlah aktiva (aset) dikurangi dengan pasiva (kewajiban).

Jadi, pada prinsipnya ekuitas merupakan kekayaan bersih yang berasal dari investasi pemilik dan juga dari hasil kegiatan suatu usaha perusahaannya.

Menurut PSAK tahun 2002 pasal 49

Ekuitas merupakan hak residual atas aktiva suatu perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Dengan kata lain, Ekuitas ialah suatu perkiraan yang mencerminkan porsi hak atau kepentingan pemilik suatu perusahaan terhadap harta perusahaan tersebut.

Tujuan adanya laporan ekuitas pemegang saham ialah sebagai :

  • Efisiensi dan kepengurusan manajemen suatu perusahaan.
  • Riwayat dan prospek investasi pada suatu perusahaan yang dimiliki.
  • Sebuah tanggung jawab manajemen kepada pemiliknya.

Untuk menyusun laporan ekuitas pemilik tersebut harus ada beberapa hal diantaranya sebagai berikut :

  • Sumber riwayat ekuitas sebagai pemegang saham secara historis.
  • Pembatasan pembagian antara dividen dan likuidasi saham.
  • Batas perlindungan dan urutan penyerapan bila sewaktu-waktu mengalami kerugian.

Dan untuk lebih mengenal ekuitas yang biasa di tulis dalam suatu laporan keuangan sebagai ekuitas pemilik ini dalam artikel ini akan melakukan pembahasan lebih mendalam terhadap hal tersebut.


Jenis – Jenis Ekuitas dan Sumber Perubahan

Seperti yang dijelaskan diatas ekuitas adalah modal awal perusahaan yang murni dari investasi pemilik. Untuk lebih mengenal ekuitas pemilik dapat dibagi menjadi 4 akun induk dalam pelaporan akuntansi yang akan membagi berdasarkan menambah atau mengurangi ekuitas itu sendiri yaitu sebagai berikut :

  • Akun Penambah Ekuitas

Akun penambah ekuitas ini terbagi menjadi 2 macam yakni modal disetor dan laba yang ditahan. Nantinya kedua akun ini bila disajikan dalam suatu laporan perubahan ekuitas merupakan unsur penambah ekuitas tersebut.


  • Modal Disetor

Modal/capital merupakan modal awal suatu perusahaan yang disetorkan murni dari pemilik. Bila anda tidak mempunyai data modal awal dapat menghitung dengan jumlah ekuitas keseluruhan ditambah laba dan dikurangi kerugian bersih dan pengambilan pribadi.

Maka dari beberapa data yang ada bisa ditentukan modal di setornya berapa. Untuk modal disetor ini sebuah perusahaan biasanya harus menerbitkan saham yang nantinya digunakan untuk bukti kepemilikan suatu perusahaan.

Suatu perusahaan biasanya mengeluarkan beberapa lembar saham dan setiap lembar saham itu memiliki nilai nominal. Sedikit pembahasan tentang saham, karena saham yaitu suatu bukti kepemilikan saham maka pemilik mayoritas dapat memenangkan suara dalam rapat umum pemegang saham.

Maka dari itu saham ialah unsur terpenting dalam saham. Modal disetor dapat kelompokkan menjadi dua, antara lain :

  1. Modal Saham yakni jumlah nominal saham yang beredar.
  2. Agio/ Disagio Saham adalah selisih antara setoran pemegang saham dengan jumlah nominal saham tersebut. Agio juga merupakan selisih di atas nominal, sedangkan Disagio merupakan selisih di bawah nominal nya.

  • Pendapatan

Pendapatan atau bisa disebut dengan laba merupakan penambahan nilai suatu perusahaan dalam periode pencatatan. Laba yang dimaksudkan disini ialah laba yang ditahan untuk meluas ekspansi perusahaan yang tidak diberikan kepada pemilik.

Memang pada akhirnya juga menjadi harta pemilik namun untuk dapat memperbesar sebuah perusahaan laba ini tidak diberikan ke pemilik namun di jadikan bahan atau jasa sehingga dapat memperbesar aset yang dimiliki oleh sebuah perusahaan.


  • Akun Pengurang Ekuitas

Di dalam akun pengurang ekuitas juga terdapat 2 akun yang mempunyai kebalikan dari 2 akun penambah ekuitas. Dua akun tersebut yakni pengambilan pribadi dan biaya.

Dua akun ini dalam suatu laporan perubahan ekuitas yang nantinya akan di nyatakan sebagai pengurang ekuitas dengan saldo normal di sisi debit.


  •  Pengambilan Pribadi

Pengambilan pribadi atau private ini adalah pengambilan modal yang dimiliki pemilik. Dalam pengambilan ini jika perusahaan telah berbentuk PT harus memperoleh persetujuan dari dewan komisaris.

Karena modal sangat di butuhkan oleh suatu perusahaan dan merupakan unsur penting dalam keberlangsungan perusahaan. Biasanya dalam prosedur pembagian modal jika PT dinamakan sebagai mekanisme dividen. Sedangkan dalam suatu perusahaan yang berbentuk cv disebut sebagai private.


  •  Beban atau Pengeluaran

Beban yakni biaya operasi yang harus di keluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan barang atau jasa. Sebetulnya dalam suatu laporan ekuitas tidak tercantumkan secara langsung beban dan pendapatan.

Tetapi hanya laba atau rugi saja. Bila pendapatan lebih besar dari beban akan mendapatkan laba, namun jika sebaliknya maka akan mendapatkan kerugian.

Oleh sebab itu, semua perusahaan akan meminimalisir pengeluaran sebanyak mungkin untuk dapat menghasilkan keuntungan yang lebih maksimal.


Contoh Ekuitas dalam Akuntansi

Sebagai contohnya, kita bisa melihat beberapa ekuitas yang terdapat pada suatu entitas berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Adapun beberapa contoh ekuitas ialah sebagai berikut :

  1. Modal Perseroan Terbatas yang terdiri dari saham.
  2. Saham yang terdiri atas : Saham Preferen, Saham Biasa, serta Akun Tambahan Modal Disetor.
  3. Modal yang bersumber dari sumbangan (donated capital) yang dapat dilaporkan sebagai bagian dari tambahan modal disetor.
  4. Premium (agio) atau discount (disagio) dari hasil penjualan saham, baik saham biasa maupun saham preferen.
  5. Selisih penilaian kembali aktiva tetap, untuk suatu perusahaan yang melakukan revaluasi aktiva tetap berdasarkan peraturan pemerintah.
  6. Retained Earnings (laba ditahan atau sisa laba tahun sebelumnya) ataupun Deficit atau Accumulated Losses (sisa rugi tahun sebelumnya).

Perlakuan Akuntansi dan Pelaporan Saham

Dalam akuntansi saham adalah salah satu akun penambahan modal. Namun dalam beberapa pemilik modal memperlakukan saham adalah sebagai barang dagang. Yang hanya bisa mengambil keuntungan dari selisih nilai pada waktu pembelian dan penjualan saja.

Saat penerbitan saham otomatis saham tersebut akan menjadi modal suatu perusahaan. Mekanisme penerbitannya sama seperti halnya surat berharga lainnya. Jadi calon investor dapat membeli lembar saham yang diinginkan pada saat penjualan saham. Untuk jurnal nya ialah seperti berikut.

Kas = Saham

Dalam keadaan tertentu dapat pula harga nominal saham lebih mahal dari harga saham nya. Hal ini disebut juga agio saham.

Hal ini dikarenakan ekspektasi para calon pembeli saham yang menyatakan suatu perusahaan akan berkembang pesat otomatis peminat saham tersebut akan meningkat dan harganya juga bisa meningkat.

Jika harga meningkat kas yang masuk ke sebuah perusahaan akan meningkat pula. Jika hal ini terjadi maka jurnalnya ialah sebagai berikut.

Kas = Saham + Agio Saham

Selain adanya agio saham juga ada situasi dimana harga nominal saham lebih murah dari harga yang sesungguhnya. Hal ini juga dikarenakan para calon pembeli mempunyai ekspektasi yang buruk terhadap masa depan suatu perusahaan.

Jika harga turun seperti itu selisih penurunan saham yang disebut juga disagio di jurnal dalam akun debit. Sehingga jurnalnya seperti ini.

Kas = Disagio Saham + Saham

Untuk pelaporannya agio dan disagio saham ini dapat disajikan dalam neraca pada bagian ekuitas.


Perlakuan Akuntansi dan Pelaporan Laba Ditahan dan Dividen

Seperti yang disebutkan diatas salah satu akun yang dapat mempengaruhi ekuitas yakni laba ditahan dan dividen. Karena dua hal ini bisa mempengaruhi naik turunnya nilai ekuitas dan dua hal tersebut adalah hal yang saling berkebalikan.

Maka dari itu akan dijelaskan dua hal tersebut pada masing-masing poin diantaranya ialah :

1. Laba Ditahan

Laba ditahan adalah salah satu akun penambah ekuitas. Dalam bahasa lain laba ditahan merupakan laba suatu perusahaan yang tidak dibagikan kepada pemilik modal.

Ada dua tujuan penahanan laba tersebut yang pertama untuk memperbesar perusahaan dan yang kedua untuk menutupi beberapa kewajiban yang dimiliki perusahaan. Dalam laporan keuangan laba di tahan ini biasanya di cantumkan dalam neraca yang bersumber dari suatu laporan laba rugi.

Dapat disimpulkan akun laba di tahan ini akan bertambah ketika perusahaan memperoleh laba pada periode pencatatan. Sedangkan akun laba ditahan akan berkurang jika suatu perusahaan memperoleh rugi pada periode pencatatan.

Contoh pembuatan laba ditahan sebagai berikut :

Pada tahun 2016 PT. ABC memperoleh pendapatan sebesar Rp. 260.000.000 dengan total beban produksi sebesar Rp. 200.000.000 sehingga:

Laba/Rugi= 260.000.000 – 200.000.000 = 60.000.000

Maka pada saat penutupan buku PT. ABC memperoleh laba sebesar 60.000.000 dan posting dalam ayat jurnal ialah seperti berikut :

Pendapatan = Beban produksi + Laba

Jurnal yang seperti diatas ini merupakan jurnal penutup yang sudah diposting setelah penghitungan laba rugi perusahaan. Setelah jurnal penutup diposting maka otomatis pada akun suatu pendapatan dan biaya menjadi nol kembali yang tersisa di buku besar adalah laba sebesar 60.000.000.

Bila laba tersebut dimasukkan menjadi laba di tahan maka akun laba harus di nolkan dan dipindahkan ke akun laba ditahan. Untuk jurnalnya sendiri seperti ialah berikut :

Laba = Laba ditahan

Berikut adalah penjelasan jika saldo laba di tahan oleh sebuah perusahaan. Sedangkan untuk saldo laba yang dibagikan kepada pemilik yang disebut juga sebagai dividen penjelasannya pada poin berikutnya ini.


2. Dividen

Dividen merupakan pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki. Pembagian ini akan mengurangi laba ditahan dan kas yang tersedia bagi sebuah perusahaan, tetapi distribusi keuntungan kepada para pemilik memang ialah tujuan utama suatu bisnis.

Dividen dalam bentuk uang cash yaitu untuk pembagian dividen dalam bentuk uang yang memiliki 4 tanggal penting yang harus di perhatikan oleh pemegang saham yang memiliki hak dividen yaitu sebagai berikut :

  1. Tanggal Pengumuman merupakan suatu tanggal pada saat manajemen mengumumkan akan dibagikannya dividen dalam bentuk kas. Pada saat ini perusahaan harus dapat melakukan posting seperti ini, “Laba Ditahan = Utang Dividen”
  2. Tanggal Ex-Dividen merupakan tanggal penghentian penjualan saham di bursa untuk sementara waktu. Penghentian ini dapat dilakukan untuk melakukan update data pemegang saham yang bersangkutan. Untuk tahap ini tidak ada yang harus diposting. Karena hanya membatasi transaksi pada pasar modal.
  3. Tanggal Pencatatan merupakan suatu tanggal dimana menejemen menunjukkan memo pencatatan yang harusnya diterima oleh pemegang saham. Sehingga para pemegang saham tahu beberapa jatah yang akan diterima pada tanggal pembayarannya.
  4. Tanggal Pembayaran merupakan suatu tanggal dimana dividen dapat dibayarkan secara tunai kepada pemilik saham yang berhak mendapat dividen tersebut. Hal ini berarti akun yang tertulis sebagai utang dividen dapat dikosongkan dan akun kas perusahaan harus berkurang.
    Dalam jurnal dapat diposting seperti hal ini :
    Utang dividen = Kas + Dividen Surat Berharga

Dalam suatu kasus perusahaan dapat membayarkan dividen dengan surat berharga yang dimiliki sebuah perusahaan tersebut. Jadi intinya suatu perusahaan menginvestasikan sebagian dana di perusahaan lain dan mendapatkan surat berharga.

Dan pada waktu pembagian dividen surat berharga yang dimiliki sebuah perusahaan tersebut di berikan kepada para pemegang saham dengan nilai setara dengan dividen yang akan dibagikan.

Untuk pembagian dividen dengan mekanisme ini memiliki 2 tanggal penting yaitu sebagai berikut :

  1. Tanggal Pengumuman yakni suatu tanggal dimana perusahaan mengumumkan besar dividen yang dibagikan dan akan dibagikan dengan cara pembagian surat berharga. Di tanggal ini suatu perusahaan memasukkan jurnal seperti mekanisme pembagian dividen biasa. Laba ditahan = Utang dividen
  2. Tanggal Pembagian Dividen secara definisi ialah sama dengan pembagian dengan mekanisme sebelumnya. Perbedaannya pada saat pembagian dividen ini. Karna pada pembagian dividen berupa kas pada sisi kredit yakni akun kas. Namun dalam pembagian dividen dengan surat berharga ini yang berkurang ialah akun investasi perusahaannya. Menjadi seperti berikut ini :  Utang dividen = Investasi di PT. ADL + Dividen Promes

Dividen promes ini adalah janji pihak manajemen untuk membayarkan dividen di kemudian harinya. Nantinya akun dividen promes ini dapat digolongkan sebagai akun kewajiban, karena merupakan kewajiban yang akan jatuh tempo pada masa mendatang.

Intinya suatu perusahaan menyatakan memiliki utang kepada para pemilik modal untuk membayarkan dividen nya. Biasanya suatu perusahaan akan menjanjikan bunga tertentu karna adanya keterlambatan pembayaran.

Pencatatannya ialah sebagai berikut :

  1. Tanggal Pengumuman merupakan tanggal pengumuman yang menyatakan bahwa suatu perusahaan mengeluarkan dividen dengan nominal tertentu. Namun akan dibayar dengan janji atau dividen promes nya. Laba Ditahan = Utang Promes
  2. Tanggal Pembayaran atau Jatuh Tempo pada tanggal pembayaran ini ialah sama seperti halnya pembayaran dividen lainnya namun akunnya pada sisi debet utang promes dan bila dibebankan bunga atas keterlambatan tersebut harus bisa diposting juga dalam ayat jurnal. Jadi seperti berikut ini : Utang Promes = Biaya Bunga + Kas + Dividen Saham

Pembagian dividen saham ini sangat lumrah dilakukan pada sebuah perusahaan yang tidak mempunyai kas dan kekurangan likuiditas perusahaan dalam pasar modal.

Jadi dividen sebuah perusahaan dibagikan dengan jumlah lembar saham yang setara dengan nilai dividen tersebut. Bersamaan dengan pembagian dividen perusahaan ini juga dapat melakukan aksi korporasi. Nantinya saham yang dibagikan ini dapat diperjual belikan di pasar modal juga.

Sebetulnya mekanisme ini hanya akan menambahkan jumlah lembar saham yang beredar di masyarakat saja bagi suatu perusahaan yang sudah berstatus go public.

Untuk jurnalnya yaitu sebagai berikut :

  1. Pengumuman Pembagian Saham (Laba Ditahan = Dividen saham biasa + Tambahan modal disetor)
  2. Penerbitan Saham untuk dividen (Dividen saham biasa = Saham biasa)

Demikianlah pembahasan tentang √ Ekuitas : Pengertian, Jenis, Rumus & Contohnya Lengkap  yang sangat mudah di pelajari bahkan untuk di terapkan di dalam suatu perusahaan terutama di bagian akuntansi. Semoga bermanfaat bagi para pembaca. Terima kasih.


Baca Juga Artikel Lainnya :