Sarjana Ekonomi – Hai sobat sarjanaekonomi.co.id jumpa lagi dalam artikel kesayangan Anda.
Pada pembahasan kali ini, akan membahas mengenai Kurs (Nilai Tukar). Untuk lebih jelasnya mari simak pembahasannya secara lengkap di bawah ini.
Pengertian Kurs (Nilai Tukar)
Harga satu mata uang terhadap mata uang lainnya disebut kurs atau nilai tukar (exchange rate).
Kurs menggambarkan harga dari suatu mata uang terhadap mata uang negara lainnya, juga merupakan harga dari suatu aktiva atau harga aset (asset price).
Kurs merupakan salah satu hal yang penting dalam perekonomian terbuka, karena memiliki pengaruh yang sangat besar bagi neraca transaksi berjalan maupun variabel-variabel makro ekonomi lainnya.
Pengertian Kurs (Nilai Tukar) Menurut Para Ahli
1. Fabozzi dan Franco
Kurs adalah beberapa jumlah satu mata uang yang dapat ditukar per unit mata uang lain, atau harga satu mata uang dalam mata uang lain.
2. Paul R Krugman dan Maurice
Kurs ialah harga mata uang suatu negara yang diukur atau dinyatakan dalam mata uang negara lain.
3. Ekananda
Kurs yaitu harga mata uang suatu negara relatif terhadap mata uang negara lain. Nilai mata uang memiliki peran penting dalam keputusan pengeluaran, karena kurs memungkinkan kita untuk menerjemahkan harga dari berbagai negara ke dalam bahasa yang sama.
4. Salvator
Kurs yakni nilai tukar juga dikenal sebagai rasio pertukaran antara dua mata uang yang berbeda negara.
Dengan kata lain, kurs dapat diartikan sebagai harga satu unit mata uang asing dinyatakan dalam mata uang domestik.
5. Adiningsih, dkk
Kurs atau nilai tukar mata uang merupakan harga mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain.
6. Nopirin
Kurs ialah pertukaran antara dua mata uang yang berbeda, maka akan mendapat perbandingan nilai/ harga antara kedua mata uang tersebut.
7. Mankiw
Valuta asing atau sering disebut kurs (exchange rate) adalah tingkat harga yang disepakati penduduk kedua negara untuk saling melakukan perdagangan. Kurs sering juga disebut dengan valas, yaitu nilai tukar mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain.
8. Krugman
Kurs atau exchange rate merupakan sebuah mata uang dari suatu negara yang diukur atau dinyatakan dalam mata uang lainnya.
9. Todaro
Kurs adalah suatu tingkat, tarif, harga dimana Bank Sentral bersedia menukar mata uang dari suatu negara dengan mata uang dari negara-negara lain.
10. Samuelson
Kurs mata uang asing atau Valas yakni harga mata uang asing dalam satuan mata uang domestik.
Pengaruh Kurs Terhadap Bisnis
1. Pengaruh Kurs Terhadap Importir
Jika Anda memiliki bisnis dalam penjualan produk yang membutuhkan impor bahan baku dari luar negeri, tentu saja nilai tukar akan menentukan keuntungan yang akan Anda dapatkan.
Namun, dalam kondisi rupiah yang melemah terhadap mata uang asing yang umumnya berupa dolar, itu akan membuat perusahaan Anda mengeluarkan uang lebih banyak dari biasanya.
Jika ada kondisi seperti ini, maka perusahaan Anda akan mengalami kerugian jika tidak menaikkan harga jual produk.
2. Pengaruh Kurs Terhadap Eksportir
Perubahan nilai tukar lebih sering menguntungkan bagi pebisnis yang melakukan kegiatan ekspor.
Nilai tukar dolar yang sering menguat menyebabkan harga jual produknya diekspor ke luar negeri semakin banyak dijual dengan harga tinggi karena konsumen membayar dengan dolar. Tentu ini sangat menguntungkan.
3. Pengaruh Kurs Terhadap Hutang Piutang
Apabila nilai tukar rupiah terus melemah terhadap mata uang asing, ini akan merugikan pengusaha yang memiliki utang luar negeri. Karena nilai utang juga akan lebih tinggi.
Jadi, lebih baik bagi pebisnis muda untuk menghindari utang utang dengan negara asing.
4. Pengaruh Kurs Terhadap Pemilik Dolar
Saat ini ada banyak orang kami yang mengumpulkan dolar. Tujuannya adalah untuk mendapatkan nilai tukar yang lebih tinggi daripada ketika dia membeli dolar. Taktik ini sebenarnya sah dan dapat diterapkan sebagai setoran perusahaan.
Faktor yang Mempengaruhi Nilai Kurs
1. Kebijakan Pemerintah
Berbagai kebijakan yand dibuat oleh pemerintah suatu negara akan berpengaruh pada nilai tukar mata uang di negara tersebut.
Kebijakan tersebut berfungsi sebagai kontrol untuk dapat :
- Menghindari berbagai hambatan terhadap nilai tukar valuta asing
- Menghindari berbagai hambatan terhadap perdagangan internasional
- Upaya intervensi dalam pasar uang dengan cara jual-beli mata uang. Intervensi pasar ini dilakukan biasanya dengan alasan yakni sebagai berikut ini :
- Memudahkan perubahan nilai tukar mata uang domestik
- Mengkondisikan nilai tukar mata uang domestik pada batasan yang sudah ditentukan
- Sebagai respon terhadap hambatan yang bersifat sementara
- Untuk mempengaruhi variabel-variabel makro, misalnya inflasi, tingkat pendapatan, dan tingkat suku bunga
2. Tingkat Inflasi
Dalam pasar valuta asing, yang menjadi dasar utama adalah perdagangan internasional, baik berbentuk jasa maupun barang.
Dengan begitu, perubahan harga dalam negeri yang relatif terhadap harga luar negeri merupakan faktor yang mempengaruhi pergerakan nilai mata uang asing.
Misalnya saja Tiongkok merupakan mitra dagang Indonesia. Tiongkok mengalami inflasi yang cukup tinggi yang menyebabkan harga barang akan menjadi lebih tinggi. Hal ini otomatis akan mengakibatkan penurunan permintaan terhadap produk relatif.
Paritas daya beli berfungsi sebagai titik kurs yang mencerminkan hukum nilai. Inilah alasan mengapa inflasi akan memberikan dampak pada kurs mata uang suatu negara. Inflasi di suatu negara akan mengakibatkan menurunnya mata uang domestik, begitu juga sebaliknya.
3. Perbedaan Tingkat Suku Bunga
Arus modal internasional dipengaruhi oleh perubahan tingkat suku bunga suatu negara. Dengan kata lain, kenaikan suku bunga akan memancing masuknya modal asing.
Tingkat suku bunga akan mempengaruhi operasi pasar valuta asing dan pasar uang. Ketika terjadi aktivitas transaksi, maka bank akan mempertimbangkan perbedaan suku bunga di pasar modal nasional dan global dengan pandangan yang berasal dari keuntungan.
Pihak Bank lebih memilih mendapatkan pinjaman murah di pasar uang asing dengan tingkat bunga yang lebih rendah dan tempat mata uang asing pada pasar kredit domestik jika tingkat bunganya yang lebih tinggi.
4. Aktivitas Neraca Pembayaran
Nilai tukar mata uang juga dipengaruhi oleh neraca pembayaran. Neraca pembayaran aktif akan meningkatkan nilai mata uang domestik dengan meningkatnya jumlah debitur asing.
Jika saldo pembayaran pasif, hal ini akan mengakibatkan menurunnya nilai tukar mata uang domestik sehingga debitur akan akan menjual semuanya dengan mata uang asing untuk membayar kembali kewajiban eksternal mereka.
Dampak dari neraca pembayaran diukur terhadap nilai tukar yang sudah ditentukan oleh tingkat keterbukaan ekonomi. Pembatasan impor, perubahan tarif, kuota perdagangan, dan subsidi akan mempengaruhi neraca perdagangan.
5. Tingkat Pendapatan Relatif
Laju pertumbuhan pendapatan terhadap harga-harga luar negeri merupakan faktor lain yang mempengaruhi penawaran dan permintaan dalam pasar valuta asing. Kurs mata uang asing akan melemah ketika laju pertumbuhan pendapatan domestik membaik.
6. Ekspektasi
Ekspektasi nilai tukar mata uang suatu negara di masa depan juga menjadi faktor yang mempengaruhi nilai tukar valuta asing.
Seperti halnya pasar keuangan lainnya, pasar valas akan bereaksi cepat terhadap berbagai berita yang dianggap berdampak pada masa depan.
Sebagai contoh, berita tentang prediksi peningkatan inflasi di Amerika kemungkinan besar akan mendorong para pedagang valas melakukan aksi jual terhadap dollar.
Hal ini karena diperkirakan harga dollar akan turun di masa depan. Dan reaksi ini akan langsung menekan nilai tukar dollar di pasar.
Sistem Kurs (Nilai Tukar)
1. Sistem Kurs Mengambang (Floating Exchange Rate)
- Mengambang Bebas (Murni) dimana kurs mata uang ditentukan sepenuhnya oleh mekanisme pasar tanpa ada campur tangan pemerintah. Sistem ini sering disebut clean floating exchange rate, di dalam sistem ini cadangan devisa tidak diperlukan karena otoritas moneter tidak berupaya untuk menetapkan atau memanipulasi kurs.
- Mengambang Terkendali (Managed or Dirty Floating Exchange Rate) dimana otoritas moneter berperan aktif dalam menstabilkan kurs pada tingkat tertentu. Oleh karena itu, cadangan devisa biasanya dibutuhkan karena otoritas moneter perlu membeli atau menjual Valas untuk mempengaruhi pergerakan kurs.
2. Sistem Kurs Tertambat (Peged Exchange Rate)
Pada sistem ini, suatu Negara mengaitkan nilai mata uangnya dengan suatu mata uang negara lain atau sekelompok mata uang, yang biasanya merupakan mata uang negara partner dagang yang utama menambatkan ke suatu mata uang berarti nilai mata uang tersebut bergerak mengikuti mata uang yang menjadi tambatannya.
Jadi sebenarnya mata uang yang ditambatkan tidak mengalami fluktuasi tetapi hanya berfluktuasi terhadap mata uang lain mengikuti mata uang yang menjadi tambatannya.
3. Sistem Kurs Tertambat Merangkak (Crawling Pegs)
Dalam sistem ini, suatu negara melakukan sedikit perubahan dalam nilai mata uangnya secara periodic dengan tujuan untuk bergerak menuju nilai tertentu pada rentang waktu tertentu.
Keuntungan utama sistem ini adalah suatu negara dapat mengatur penyesuaian kursnya dalam periode yang lebih lama dibanding sistem kurs tertambat.
Oleh karena itu, sistem ini dapat menghindari kejutan-kejutan terhadap perekonomian akibat revaluasi atau devaluasi yang tiba-tiba dan tajam.
4. Sistem Sekeranjang Mata Uang (Basket of Currencies)
Banyak negara terutama negara sedang berkembang menetapkan nilai mata uangnya berdasarkan sekeranjang mata uang.
Keuntungan dari sistem ini adalah menawarkan stabilitas mata uang suatu negara karena pergerakan mata uang disebar dalam sekeranjang mata uang.
Seleksi mata uang yang dimasukkan dalam keranjang umumnya ditentukan oleh peranannya dalam membiayai perdagangan negara tertentu. Mata uang yang berlainan diberi bobot yang berbeda tergantung peran relatifnya terhadap negara tersebut.
5. Sistem Kurs Tetap (Fixed Exchange Rate)
Suatu Negara mengumumkan suatu kurs tertentu atas nama uangnya dan menjaga kurs ini dengan menyetujui untuk menjual atau membeli valas dalam jumlah tidak terbatas pada kurs tersebut.
Kurs biasanya tetap atau diperbolehkan berfluktuasi dalam batas yang sangat sempit.
Jenis-Jenis Kurs (Nilai Tukar)
- Selling Rate (Kurs Jual) yakni kurs yang ditentukan oleh suatu bank untuk penjualan Valuta asing tertentu pada saat tertentu.
- Middle Rate (Kurs Tengah) ialah kurs tengah antara kurs jual dan kurs beli Valuta asing terhadap mata uang nasional, yang ditetapkan oleh bank sentral pada suatu saat tertentu.
- Buying Rate (Kurs Beli) yaitu kurs yang ditentukan oleh suatu bank untuk pembelian Valuta asing tertentu pada saat tertentu.
- Flat Rate (Kurs Flat) merupakan kurs yang berlaku dalam transaksi jual beli bank notes dan traveller chaque, dimana dalam kurs tersebut sudah diperhitungkan promosi dan biaya-biaya lainnya.
Demikianlah penjelasan terlengkap mengenai √ Kurs (Nilai Tukar) : Pengertian, Sistem, Jenis, Pengaruh & Faktornya Lengkap. Semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan serta ilmu pengetahuan bagi yang membacanya. Terima Kasih.
Baca Juga Artikel Lainnya :