Sarjana Ekonomi – Hai sobat sarjanaekonomi.co.id jumpa lagi dalam artikel kesayangan Anda.
Pada pembahasan kali ini, akan membahas mengenai Resesi. Untuk lebih jelasnya mari simak pembahasannya secara lengkap di bawah ini.
Pengertian Resesi
Resesi atau disebut dengan kemerosotan yaitu keadaan dimana produk domestik bruto (GDP) menurun atau pada saat pertumbuhan ekonomi ini bernilai negatif selama dua kuartal atau lebih dalam satu tahun.
Resesi dapat menyebabkan menurunnya secara simultan di semua kegiatan ekonomi misalnya lapangan kerja, investasi, dan keuntungan perusahaan. Resesi biasanya diasosiasikan dengan turunnya harga (deflasi), atau kebalikannya, meningkatnya hagar secara drastis (inflasi) dalam proses yang disebut sebagai stagflasi.
Dampak Resesi Ekonomi Untuk Indonesia
- Tidak stabilnya kurs dolar akan memukul langsung dan membuat kurs dolar membuat rupiah melemah. Hal itu juga akan memukul sektor ekspor impor yang ada di Indonesia.
- Dilihat dari tingkat suku bunga, ketidakstabilan dolar tersebut akan membuat suku bunga meningkat. Karena Bank Indonesia akan menarik rupiah ke dalamnya. Dampaknya yaitu inflasi yang semakin meninggi. Dampaknya pada Bank Syariah yang menjadi kurang kompetitif.
- Gabungan antara kurs dolar yang tinggi dengan suku bunga yang naik, akan berdampak pada dua hal. Investor di dalam sektor ini pun akan banyak yang membatalkan investasinya. Akibat lainnya yaitu investasi pada sebuah saham. Banyak orang yang keluar dari bisnis saham sebuah pasar modal.
Pada awal krisis akan berimbas pada bursa efek Indonesia yang runtuh. Pada saat bursa di Amerika dan Eropa turun menjadi 4%, maka Indonesia menjadi terpangkas dua kali lipat sampai mencapai 10%.
Transmisi dampaknya pada sektor riil mungkin akan menjadi lebih parah, saat rupiah mulai melemah pada dolar Amerika. Kalangan pengusaha pun akan kesulitan likuiditas.
Akibat yang mungkin terjadi di Indonesia akan dijadikan sasaran dumping barang ekspor dari negara lainnya.
Jika barang yang pada awalnya akan diekspor di AS, lalu batal karena adalnya resesi maka yang harus dikhawatirkan adalah bila masuknya barang itu ke Indonesia dilakukan dengan cara ilegal.
Cara Mengatasi Resesi Ekonomi
Dampak resesi ekonomi dapat berimbas pada neraca pembayaran dari sisi ekspor maupun impor, serta pengaruh pada pasar saham dan pasar uang.
Akan tetapi, dari beberapa dampak yang sudah bisa diidentifikasi, pemerintah sudah melakukan berbagai kebijakan fiskal.
Kebijakan tersebut diantaranya yaitu penurunan bea masuk, pemberian subsidi dan menciptakan insentif agar perusahaan atau sektor usahanya tidak terbebani terlalu besar.
Sedangkan di bidang moneter keputusan yang diambil Bank Indonesia (BI) yaitu mempertahankan suku bunga acuan BI rate di level 9,5.
Hal tersebut dilakukan BI agar dapat mencapai keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dengan upaya menjaga stabilitas moneter.
Di Indonesia, tekanan inflasi mulai mereda, walaupun laju inflasi masih cukup tinggi mencapai 11,77% year on year.
BI tidak mengubah BI rate dengan memprioritaskan menahan ekspektasi inflasi serta menjaga kurs rupiah agar tidak melemah makin dalam.
Akibat Resesi
Gejala kongjuntur terutama dirasakan di negara industri yang menganut sistem ekonomi bebas atau mixed.
Ini disebabkan karena reaksi dunia bisnis lebih cepat dan sensitif, sedangkan permintaan masyarakat lebih elastis. Namun, Indonesia juga merasakan akibatnya, jika di luar negeri terjadi resesi.
Misalnya, pada tahun 1979-1980 perekonomian dunia mengalami resesi melalui kegiatan impor ekspor, tentu saja ini mempengaruhi situasi ekonomi dalam negeri.
Berikut ini akibat resesi internasional pada perekonomian Indonesia, diantaranya yaitu :
- Harga minyak bumi tidak dapat naik tapi cenderung turun.
- Banyak komiditi ekspor mulai mengalami harga turun dan volume ekspor terkena dan juga, komiditi lainnya seperti lada, kopi, tapioka, rotan, bijih nikel, bauksit, dsb. Agak melemah dalam harganya. Nilai hasil ekspor nonmigas dalam ukuran riil dapat dikatakan akan menurun sedikit dan cenderungan masih berjalan terus.
- Hasil ekspor barang industri seperti tekstil juga mengalami hambatan karena proteksionisme di luar negeri.
- Resesi dunia masih berkelanjutan, baik di Amerika maupun Eropa dan Jepang. Akibat permintaan akan barang ekspor Indonesia tidak meningkat, bahkan merosot.
- Tingkat bunga di Amerika tinggi. Akibatnya dolar lari ke Amerika; kedudukan $ meningkat dibandingkan dengan rupiah (Rp). Disamping menimbulkan spekulasi terhadap kemungkinan devaluasi rupiah, ekspor Indonesia menjadi lebih berat bersaing di pasar luar negeri.
- Merosotnya harga minyak merupakan pukulan berat bagi perekonomian Indonesia, dana untuk pembangunan, yang dulu diabil dari penerimaan migas, sangat merosot.
- Ekspor nonmigas juga terpukul, tidak meningkat seperti di harapkan belum bisa untuk mengimbangi kerugian dari kemerosotan harga minyak.
- Cabang industri dalam negeri yang terpukul antara lain tekstil, otomotif, elektronika, bangunan atau konstruksi.
Penyebab Resesi Ekonomi di Indonesia
Indonesia sebenarnya hanya korban dari resesi yang mengguncang Amerika sebagai raksasa dunia. Pengaruh resesi Amerika masuk ke Indonesia melalui bursa efek dan sektor riil.
Melalui sektor riil, Amerika merupakan negara yang menyerap hampir 10% ekspor Indonesia atau terbesar kedua setelah Jepang, ini tentunya akan mengganggu volume ekspor Indonesia serta meruntuhkan perusahaan di Indonesia yang bergantung pada ekspor ke Amerika.
Lemahnya ekspor akan menekan produksi di sektor riil, yang kemudian bisa menekan sektor keuangan.
Demikianlah penjelasan terlengkap mengenai √ Resesi : Pengertian, Penyebab, Akibat, Dampak dan Cara Mengatasinya Terlengkap. Semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan serta ilmu pengetahuan bagi yang membacanya. Terima Kasih.
Baca Juga Artikel Lainnya :