Contoh Proposal Skripsi

Diposting pada

SarjanaEkonomi.Co.Id –  Dalam membuat tugas akhir atau sering disebut para mahasiswa sebagai sebutan skripsi sebaiknya udah kamu pelajari sejak semester pertama kamu masuk kuliah. Biar kalian tidak bingung lagi jika akan tiba saatnya kamu akan menulis skripsi di semester akhir kuliah kamu. Proposal skripsi memiliki pengertian terkait tentang suatu laporan usulan penelitian dalam tugas akhir mahasiswa, dalam hal ini skripsi. Dalam berbagai persyaratan dan ketentuan, diharapkan para mahasiswa pasti akan membuat karya tulis yang original dan ilmiah yaitu skripsi.

Lebih jelasnya, ketika para mahasiswa telah menyelesaikan terkait tentang membuat laporan proposal, maka mahasiswa nantinya akan dihadapkan oleh seminar uji proposal atau biasa disingkat dengan UP. Pada Umumnya, UP ini akan ditampilkan dalam beberapa mahasiswa semester akhir plus dosen-dosen yang akan menguji para mahasiswa. Semisal uji dalam proposal yang telah diterima, Dan para mahasiswa secara otomatis bakal lanjut ke tugas akhir yang para mahasiswa tunggu-tunggu. Sebaliknya, bila gagal, kamu harus dapat memperbaiki lagi dan melakukan seminar ulang atau seminar susulan.

Jika Kalian Ingin mengerti cara membuat proposal skripsi yang baik dan benar, maka kalian wajib untuk mengikuti dan membaca artikel ini sampai tuntas, karena saya akan memberi materi terkait tentang proposal skripsi ini dengan lengkap beserta dengan contoh nya, jadi sayang untuk kalian lewatkan jika tidak membaca artikel ini, aplagi kalian yang akan mengahdapi skripsi dekat-dekat ini, maka mari kita simak artikel ini sampai habis.

Contoh Proposal Skripsi


Pengertian Proposal Skripsi

Proposal Skripsi merupakan suatu istilah yang dipergunakan dalam suatu negara kita sebagai alat agar dapat memvisualisasikan berupa karya ilmiah yang merupakan suatu representasi dari hasil sebuah penelitian yang telah membahas topik atau fenomena di bidang ilmu terkait serta menggunakan dalam suatu aturan yang telah ditentukan. Mendengar kata-kata “skripsi” tentunya kalian pasti tidak awam lagi khusunya bagi para mahasiswa yang kuliah dan menempuh pendidikan Sarjana (S1), karena skripsi merupakan menjadi tugas akhir mahasiswa sebelum lulus dari perguruan tinggi.

Proposal skripsi mempunyai standar khusus seperti dalam penggunaan bahasa, tanda baca, kutipan dan lain sebagaianya. Isi dari roposal skirpis sudah berbentuk sebuah rancangan, yang maknanya belum dipaparkan dengan secara panjang lebar. Atau arti lain mengatakan bahwa proposal skripsi adalah sebuah garis-garis besar materi dalam permasalahan dan metode dalam sebuah penelitian yang akan dipaparkan dalam bentuk skripsi. Proposal skripsi ditunjukan apabila judul proposal telah disetujui terlebih dulu oleh pihak Dosen Pembimbing mahasiswa. Proposal skirpsi terdiri dari beberapa bagian seperti bagian awal, bagian utama, dan bagian akhir.


Fungsi Proposal Skripsi

Fungsi dalam proposal untuk proposal Skripsi ini adalah memiliki suatu fungsi yang sangat wajib bagi para mahasiswa Fungsi dari proposal skripsi adalah sebagai berikut:

  • Penyediaan desain studi Perkuliahan.
  • Dapatkan support untuk desain dalam penelitian.
  • Dapatkan suatu persetujuan dalam bentuk persetujuan desain dalam sebuah penelitian.
  • Sebagai langkah awal dalam menciptakan karya bagi para mahasiswa.


Ciri-Ciri Proposal Skripsi

Proposal skripsi sendiri merupakan sebuah laporan proposal atau tes tugas akhir yang diberikan oleh para mahasiswa. Pada umumnya, menulis proposal skripsi akhir yang secara sistematis berbeda di setiap kampus kalian masing-masing. Hal ini dilakukan supaya masing-masing dari kampus memiliki suatu karakteristik tersendiri dan juga akan mencegah plagiarisme sesama mahasiswa.

1. Proposal Skripsi Penuh

Dasar dari sebuah karya lengkap merupakan suatu bentuk skripsi yang dipendapatkan dalam bentuk bagian bab dengan cara penulisan secara sistematis mulai dari Bab 1, Bab 2, Bab 3 ke daftar pustaka. Bergantung pada pedoman kampus yang di tentukan, ada kampus yang menerapkan sistem saran skripsi sistematis sampai bagian Bab 4.

Berbeda dengan yang mengatakan sebelumnya, proposal skripsi secara lengkap untuk skripsi ini menguntungkan karena persiapan skripsi cukup detail dan isi proposal skripsi yang di pakai sebagai bagian dari skripsi itu sendiri.


2. Proposal Skripsi Singkat (Brief)

Jenis proposal skripsi ini didasarkan pada sebuah proposal yang hanya berisi satu bab sampai dengan tiga bagian. Desain proposal disertasi ini mempunyai suatu kelemahan, pada waktu yang dibutuhkan untuk menulis disertasi, karena siswa wajib untuk dapat menentukan secara terpisah pada sisa disertasi setelah mengajukan proposal penelitiannya.


Tujuan Proposal Skripsi

Secara garis besar, saran dibuat untuk dapat bependaopat suatu rencana aksi atas nama pihak yang terlibat sehingga kegiatan dapat dipertahankan untuk tujuan bantuan, mengumpulkan cost, mendapatkan sebuah izin, dan sponsor, dan banyak lagi. Berbeda dengan proposal skripsi, di mana siswa di targetkan untuk dapat mempresentasikan desain penelitian terhadap penyelia untuk persetujuan sebelum karya akan dibuat.


Kerangka Proposal Skripsi

Berikut urutan kerangka proposal skripsi secara sistematika yang sering dipergunakan di kampus-kampus ternama di Negara Indonesia adalah sebagai berikut :

  • COVER
  • LEMBAR JUDUL
  • LEMBAR PENGESAHAN
  • KATA PENGANTAR
  • DAFTAR ISI
  • DAFTAR TABEL
  • DAFTAR GAMBAR
  • DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Tujuan Penelitian
1.5 Manfaat Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Landasan Teori
2.2 Kerangka Pikir

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2 Teknik Pengumpulan Data
3.3 Teknik Analisis Data
3.4 Analisis Sistem

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Berikut ini merupakan Penjelasan dari sebuah Kerangka proposal skripsi dari tahapan awal sampai akhir adalah sebagai berikut ini :

1. Cover Proposal

Judul proposal atau bagian cover dari sebuah proposal skrpsi merupakan bagian halaman awal yang pertama kali dilihat oleh sang dosen penguji. Bagian cover proposal skripsi ini berisi suatu judul skripsi yang kalian tentukan, nama penyusun, nomor induk mahasiswa, Symbol universitas kalian, nama program studi mahasiswa, jurusan mahasiswa, nama universitas, dan paling bawah tahun pembuatan proposal skrpsi.


2. Lembar Judul

Biasanya, setiap perguruan tinggi atau universitas benar-benar sangat tidak sama atau berbeda. Ada yang memakai lembar judul, ada juga yang tidak memakai lembar judul. Lembar judul ini adalah suatu lembaran yang hanya berisi tentang judul skripsi yang mahasiswa ajukan.


3. Lembar Pengesahan

Lembar dalam pengesahan merupakan halaman dalam pengesahan skripsi yang akan dibuat oleh mahasiswa. Di halaman ini, umumnya ketika dalam ujian proposal, dibuat hanya saja tidak ada bukti dari tanda tangan dosen pembimbing mahasiswa. Tetapi, dalam pengesahan proposal skripsi umumnya hanya berupa persetujuan dari pihak dosen pembimbing utama di bagian awal halaman cover.


4. Daftar Isi

Pada bagian daftar isi merupakan daftar halaman dari isi dari sebuah proposal skripsi yang dibuat oleh mahasiswa. Daftar isi dibuat bertujuan supaya para pembaca atau penguji dosen dengan gampang untuk dapat menemukan dan mengerti isi dari proposal skripsi yang kalian buat. Selengkapnya, kamu bisa lihat cara membuat daftar isi yang bisa kamu gunakan untuk refrensi dalam membuat daftar isi.


5. Kata Pengantar

Untuk memakai kata pengantar berisi tentang suatu pernyataan pengantar dari penulis yang menerangkan tentang maksud dan tujuan mahasiswa dalam menulisan skripsi beserta tanda ucapan terima kasih dari penulis kepada pihak-pihak kampus dan pihak-pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan tugasnya. Selengkapnya, kamu bisa lihat beberapa contoh kata pengantar yang bisa kamu gunakan untuk refrensi dalam membuat kata pengantar.


6. Daftar Tabel

Adapun dengan Daftar tabel merupakan suatu daftar dengan judul-judul tabel yang berada pada proposal skripsi. Daftar tabel ini bertujuan untuk mempermudahkan para pembaca dalam mencari tabel yang berhubungan dengan pembahasan skripsi.


7. Daftar Gambar

Pada bagian ini daftar gambar adalah daftar-daftar gambar yang berada pada semua isi dari proposal skripsi mahasiswa. Daftar gambar dipergunakan jika proposal skripsi terdapat gambar di dalamnya.


8. Daftar Lampiran

Pada sesi daftar sebuah lampiran adalah pada bagian halaman yang berisi terkait daftar-daftar lampiran seperti lampiran surat penelitian, lampiran berkas, dan lampiran-lampiran lain sebagainya yang diperlukan dalam proses penulisan skripsi.


9. BAB 1

Bagian Bab 1 adalah bab pendahuluan dari sebuah proposal skripsi yang di dalamnya berisi tentang sebuah latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.


10. BAB 2

Bagian Bab 2 adalah bagian dari bab isi dari proposal. Terdapat saran yang tepat untuk para mahasiswa, supaya pada landasan teori jangan terlalu banyak penulisan, tulisan hanya yang diperlukan saja untuk membuat proposal skripsi.


11. BAB 3

Bagian Bab 3 adalah bagian bab yang berisi tentang sebuah metode penelitian seperti lokasi dan waktu penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan juga analisis sistem.


12. Daftar Pustaka

Dalam daftar pustaka berisi terkait tentang daftar bahan-bahan referensi atau literatur yang telah dipakai untuk sebuah penelitian. Referensi tersebut baik diambil dari buku, jurnal, maupun sumber elektronik maka wajin untuk disertakan dalam halaman daftar pustaka. Selengkapnya, kamu bisa lihat beberapa cara membuat daftar pustaka yang bisa kamu gunakan untuk refrensi dalam membuat daftar pustaka.


13. Lampiran

Lampiran adalah halaman yang berisi pada hasil scan atau fotokopi lampiran berkas-berkas yang dipelukan untuk dapat melengkapi data-data penelitian dalam tugas akhir mahasiswa.


Cara Membuat Proposal Skripsi

Terdapat banyak sekali cara yang dapat mahasiswa contohkan dan terapkan untuk dapat membuat sebuah proposal skripsi. Dan hal yang paling wajib yang harus mahasiswa ingat dan lakukan adalah tidak untuk menunda-nunda atau membuang waktu dalam pembuatan proposal skripsi. Karena dengan memegang prinsip seperti ini, maka mahasiswa akan dapat mengerjakan proposal skripsi dalam waktu yang singkat.


Langkah Untuk Menyusun Proposal Skripsi

  • Hal Pertama yang wajib untuk di laksankan adalah dengan mencari sebuah ide penelitian, mengenai apa dan siapa yang menjadi bahan pembahasan dalam sebuah skripsi.
  • Mencari sebuah referensi atau study secara literatur dalam sebanyak-banyaknya untuk mensupport penelitian nantinya. Referensi tersebut dapat dicari baik lewat buku, jurnal, maupun media elektronik.
  • Tentukan sebuah rumusan masalah berupa latar belakang masalah.
  • Buatlah sebuah tahapan-tahapan dalam penelitian dengan memakai diagram alir.
  • Setelah itu menyusun metode penelitian agar dapat memecahkan rumusan masalah yang telah dibuat beserta dengan batasannya.
  • Membuat sebuah judul skripsi yang akan akan diajukan. Judul skripsi wajib sesuai dengan sebuah permasalahan diteliti oleh mahasiswa.
  • Selanjutnya susunlah pada bagian BAB 1 dengan benar mulai dari latar belakang sampai tujuan penelitian. Barulah selanjutnya membuat tinjauan pustaka.
  • Terakhir mahasiswa dapat melengkapi draft-draft bab yang sudah dibuat, lalu melakukan diskusi atau konsultasi dengan dosen pembimbing yang telah di tentukan.

Contoh Proposal Skripsi

Sebagai bahan pelangkap maka artikel ini pastinya tidak akan lengkap jia tidak di berikan contoh poposal skripsi yang sudah dibuat oleh para mahasiswa dari berbagai jurusan. Pada Umumnya contoh skripsi juga dapat mahasiswa temukan dengan gampang di berbagai perpustakaan kampus kalian. Umumnya berbagai jenis bentuk skripsi akan tersimpan secara rapi di tempat tersebut, namun kamu tidak dapat untuk meminjam dibawa pulang seperti buku pada umumnya. Berikut ini merupakan 8 contoh proposal skripsi yang dapat saya berikan kepada kalian adalah sebagai berikut :

1 . Contoh Proposal Skripsi Praktek Penyiaran TV Berjaringan antara Global Citra TV dan TV Berkarya

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebelas media besar menguasai sistem penyiaran Indonesia. Sebelas media besar tersebut beberapa diantaranya adalah Televisi Republik Indonesia (TVRI), Lampung Pos Grup, Radar Gramedia Grup, Femina Grup, Tempo, dan sebagainya. Media-media besar tersebut bukan hanya memiliki frekuensi televisi, radio, media cetak, online, tetapi juga menguasai bisnis lain seperti bisnis properti, event organizer, universitas, dan lain-lain. Bisnis grup media besar tersebut dikendalikan oleh pemilik yang sama.

Perluasan konsentrasi dan konglomerasi merupakan kondisi media dewasa ini. Konglomerasi telah masuk dalam ranah penyiaran Indonesia, dimana media cenderung dikendalikan oleh satu kepemilikan. Efek pemusatan kepemilikan media adalah pemilik media lebih mencari keuntungan daripada mementingkan kualitas (Fachri, 2017:19).

Tahun 2018, Anwar Sanusi dalam jurnalnya menekankan bahwa oligopoli dan hegemoni mewarnai pertumbuhan media di Indonesia saat ini. Selain itu industri media berkembang dengan idealisme pasar yang menitikberatkan pada motif mencari keuntungan. Media di Indonesia dipengaruhi oleh akumulasi modal yang membuat media memiliki kecenderungan untuk melakukan ekspansi dengan cara akuisisi besar-besaran. Disinilah poin yang harus menjadi perhatian pemerintah. Khususnya hal yang terkait dengan kepemilikan media yang belum diperhitungkan secara serius. Jika pemerintah tidak segera memberikan batasan terhadap kepemilikan sebuah media, dikhawatirkan praktek penyiaran di Indonesia akan semakin carut marut karena konglomerat hanya memperhitungkan keuntungan privat daripada kepentingan publik yang seharusnya menjadi hal pertama yang harus diperhatikan.

Hal yang menjadi pemicu tindakan konglomerasi secara massif pada penyiaran media di Indonesia ini bukan tanpa alasan. Sejak munculnya UU 32/2002 tentang Penyiaran yang mengamanatkan agar penyiaran tidak terpusat pada Jakarta atau adanya desentralisasi penyiaran dengan semangat diversity of ownership (keberagaman kepemilikan) dan diversity of content (keberagaman isi). Namun nampaknya, hal ini justru membuat kondisi penyiaran di Indonesia dikontrol oleh pihak-pihak tertentu saja. Konglomerat media akan rentan terhadap konflik kepentingan, dimana kepentingan yang terkait dengan pemilik atau perusahaan media akan menjadi hal nomor satu yang diperjuangkan, daripada kepentingan publik.

Media yang berada dalam satu kepemilikan memiliki kecenderungan untuk memunculkan berita yang terkait dengan pemilik media dengan citra yang bagus. Namun, ketika pemilik diterpa isu atau berita yang tidak baik, media ini akan kesulitan untuk memunculkan fakta tersebut. Sebagai contoh, TV Seputar Berita yang pada setiap pemberitaannya tidak pernah menggunakan kata “Bencana Alam” melainkan “Kebakaran Besar”. Mengapa demikian? Karena PT. Semesta dan TV Seputar Berita merupakan perusahaan yang berada dalam satu kepemilikan Zainudin Grup. Oleh sebab itu, untuk meminimalkan pandangan negatif masyarakat terhadap kasus tersebut yang dikhawatirkan akan mengancam eksistensi TV Seputar Berita, maka TV Seputar Berita memilih tidak menggunakan kata “lumpur lapindo”. Padahal dalam kasus ini, ada kepentingan publik yang harus dilindungi.

Meskipun regulasi media UU 32/2002 tentang Penyiaran sudah diberlakukan, nampaknya pemerintah memiliki pekerjaan rumah selanjutnya untuk segera merevisi UU Penyiaran tersebut. Revisi tersebut diharapkan dapat memuat batasan kepemilikan sebuah media secara lebih rinci. Revisi UU Penyiaran dibuat untuk memastikan bahwa media digunakan untuk kepentingan masyarakat luas, bukan hanya untuk kepentingan privat, karena media penyiaran menggunakan frekuensi publik, sehingga publik berhak mendapatkan haknya untuk memperoleh informasi yang sesuai fakta. Urgensi revisi UU Penyiaran ini dilatarbelakangi oleh pertimbangan kepentingan publik yang harus dipikirkan, karena penguasaan media oleh para konglomerat dikhawatirkan akan memperkecil kemungkinan publik mendapatkan informasi yang sesuai dengan kebutuhannya.

Tahun 2015 Jaduk Gilang Pembayun seorang mahasiswa magister Ilmu Komunikasi Universitas Pangeran Antasari mengutip pernyataan Kekla Magoon dalam jurnalnya bahwa manajemen media haruslah memisahkan antara redaksi pemberitaan dan unsur bisnis, sehingga menghindari adanya intervensi pemberitaan karena faktor bisnis. Selain itu, media juga harus memperhatikan kesejahteraan wartawan, sehingga idealisme mereka tidak dikotori oleh kepentingan tertentu. Jika semua ini dilakukan maka masyarakat akan menaruh kepercayaan pada pemberitaan yang disajikan media tersebut.

Bukan hal yang asing lagi, bagi pandangan kita sebagai masyarakat umum dimana stasiun-stasiun televisi swasta yang mendominasi, berpusat di Bandar Lampung. Tidak jarang sudut pandang, gagasan, dan konten yang ada didalamnya pun hanya berasal dari pihak-pihak tertentu. Ini mengindikasikan bahwa televisi swasta pada umumnya tidak lagi berorientasi pada publik. Dilihat dari sudut pandang model pasar, saat ini pandangan industri media berkaitan dengan Market Model yang dikemukakan oleh Muhammad Ikhsan (2009), yang melihat bahwa media disini merupakan alat pemenuhan kebutuhan masyarakat yang didasarkan pada dinamika permintaan dan penawaran. Ciri khas dari market model adalah pasar mendorong efisiensi, respon, fleksibilitas, inovasi, dan pasar dapat membuat media layaknya produk lain (Siswanto, 2008: 10-11).

Market model approach atau model pendekatan pasar muncul karena adanya pertumbuhan tren di struktur industri media. Tren yang berlaku pada industri media akhir-akhir ini adalah pertumbuhan (growth), integrasi (integration), globalisasi, dan pemusatan kepemilikan (concentration of ownership), dimana tren tersebut saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lain (Siswanto, 2008: 10-11). Fenomena pendekatan pasar pada media swasta nasional terjadi antara Global Citra TV dan TV Berkarya. Tepatnya pada tahun 2018, Global Citra TV resmi mengakuisisi TV Berkarya. Kasus Global Citra TV dan TV Berkarya inilah yang disebut tren media sekarang yaitu melakukan akuisisi. Hal ini lazim dilakukan oleh media-media besar. Korporasi media besar cenderung untuk menggunakan strategi ini untuk mencapai tiga tujuan utamanya, yaitu memaksimalkan profit, mengurangi biaya, dan mengurangi risiko (Siswanto, 2008: 10-11).

Industri media memanfaatkan strategi akuisisi ini salah satunya adalah untuk bisa memaksimalkan keuntungannya, karena kepemilikan perusahaan mereka yang semakin luas. Dengan adanya akuisisi, sebuah media akan semakin berkembang dan mengalami pertumbuhan. Media tersebut dapat juga terintegrasi, karena adanya globalisasi yang ditandai dengan perkembangan teknologi. Namun dampak negatifnya pun juga muncul, media yang berbeda tersebut dapat berada dalam kepemilikan yang tunggal yang mengakibatkan tidak adanya keberagaman konten.

Bila kita menengok ke belakang, pada era reformasi, masyarakat menuntut adanya desentralisasi dan otonomi daerah. Desentralisasi dan otonomi daerah adalah salah satu hal yang diperjuangkan dalam UU Penyiaran. Prinsip yang dikedepankan ada dua. Pertama, perlu diciptakan kondusivitas bagi pengembangan bisnis penyiaran di tingkat lokal. Kedua, daerah diberi otoritas untuk mengatur alokasi frekuensi dan izin penyiaran di tingkat lokal (Handayani, 2010: 12).

Untuk itu masyarakat lokal mendesak adanya kajian regulasi yaitu adanya RUU Penyiaran atau Revisi Undang-Undang Penyiaran. Harapan terciptanya Undang-undang Penyiaran yang baru adalah untuk bisa menjawab tantangan jaman agar tidak ada monopoli kepemilikan oleh pihak tertentu saja sehingga industri penyiaran berkembang kearah persaingan yang lebih sehat. Sejak munculnya otonomi daerah dan dikeluarkannya Undang-undang No 32 Tahun 2002 tentang penyiaran, televisi lokal banyak bermunculan. Indikasinya adalah meningkatnya jumlah anggota Asosiasi TV Lokal Indonesia (ATVLI). Dari 7 anggota pada 2009, ATVLI memiliki 33 anggota pada 2011 (Anton Wijoyo, 2017: 132-113). Motivasi secara umum dari berdirinya televisi lokal adalah agar skema penyiaran tidak tersentralisasi dan warga lokal mempunyai otoritas untuk dapat menjalankan program dan stasiun mereka sendiri.

Berdasarkan beberapa sumber yang peneliti temukan, masyarakat seolah tidak ingin bergantung pada informasi yang datangnya dari pusat saja, karena informasi pusat banyak yang tidak memiliki relevansi dengan kondisi dan kepentingan masyarakat lokal. Bukan hanya sistem penyiaran yang tersentralisasi tetapi juga bidang-bidang lain yang hanya berpusat di Jakarta saja, padahal lokal pun juga memiliki potensi yang bisa dikembangkan.

Diagram 1 Share TV Lokal di 12 Kota Menurun

Data di atas menunjukkan bahwa tingkat kepemirsaan tv lokal sangat jauh dibandingkan dengan kepemirsaan tv nasional. Kepemirsaan tersebut mencakup 12 kota besar di Indonesia dimana pola kepemirsaan tv nasional cenderung stabil sedangkan tv lokal masih menjadi alternatif. Bisnis televisi sangat dipengaruhi oleh tingkat kepemirsaan. Tingkat kepemirsaan itu dipengaruhi oleh bagaimana sebuah media kreatif dalam membuat program siar. Semakin kreatif program siarnya, maka semakin mudah untuk menarik banyak penonton, rating semakin tinggi, pengiklan semakin banyak, yang kemudian mempengaruhi pendapatan.

Namun, bagaimanapun juga, media tidak berhenti pada kegiatan bisnis saja, melainkan ada unsur kepentingan publik yang tidak bisa diabaikan. Televisi sebagai bagian dari agen komunikasi dan informasi masuk dalam public sphere karena menggunakan frekuensi publik dalam penyebaran informasi. Konsep public sphere dinyatakan oleh Habermas bahwa pada dasarnya media harus bisa melihat khalayak sebagai masyarakat aktif bukan sekedar konsumen. Oleh sebab itu, media seharusnya dapat mengedepankan kepentingan masyarakat tersebut, bukan justru menjadikan target potensial konsumen (Siswanto, 2008: 10-11).

Semangat televisi lokal untuk muncul dilatarbelakangi dengan keinginan untuk meninggalkan ketergantungan informasi terhadap sentralisasi informasi dari pusat, serta daerah diberikan otoritas untuk melakukan praktek penyiaran. Tetapi dengan adanya konglomerasi, tujuan televisi lokal dikhawatirkan akan hanya menjadi wacana saja dan yang terlihat adalah kontrol informasi dari pusat. Padahal, tv lokal dimungkinkan bisa menjadi alat untuk menjaga identitas budaya lokal. Selain itu, keberadaan tv lokal sangat diperlukan agar masyarakat daerah mendapat informasi sesuai dengan “iklim” lingkungannya.

Hal ini dialami oleh salah satu stasiun tv lokal di Bogor yaitu TV Berkarya. Berdasarkan riset awal yang penulis lakukan pada 11 Oktober 2017 dengan Wisnu Pratama selaku pimpinan unit kerja Global Citra TV Jabar, ini menunjukkan bahwa tv lokal mengalami kondisi yang tidak menentu. Kondisi tidak menentu ini dijelaskan oleh Agus adalah kondisi dimana TV Berkarya sulit untuk berkembang ketika tidak berjaringan dengan tv swasta nasional. Sulit berkembang yang dimaksud salah satunya terkait dengan biaya produksi program. Karena alasan tersebut kemudian TV Berkarya memutuskan untuk bergabung dengan Global Citra TV. TV Berkarya resmi bergabung dengan Global Citra TV sejak 2010. Setelah TV Berkarya ini bergabung dengan Global Citra TV, muncul banyak perubahan. Perubahan tersebut diantaranya terletak pada konten, porsi siaran, manajemen kerja, dll.

Dengan melihat kondisi TV Berkarya dengan Global Citra TV ini, menjadi kajian yang menarik untuk diteliti lebih jauh. Hal menarik tersebut antara lain mengenai bagaimana praktek penyiaran tv berjaringan pada saat ini, apakah sebelum berjaringan kondisinya berpihak pada kepentingan publik, apakah aturan-aturan KPI, Kominfo, dan Peraturan Pemerintah dijalankan terkait dengan batas dan larangan penyiaran, dan sebagainya. Kementerian Komunikasi dan Informatika menekankan bahwa peran stasiun tv berjaringan dalam memberdayakan lembaga penyiaran lokal adalah tersebarnya kepemilikan dan konten penyiaran secara merata disetiap daerah, pemberdayaan sumber daya lokal (budaya, SDM, modal, dll), berkembangnya industri lokal yang terkait dengan bidang penyiaran (artis lokal, iklan lokal, dll), dan adanya keseimbangan informasi antara daerah dan daerah, serta daerah dengan pusat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut : “Bagaimana praktek penyiaran tv berjaringan antara Global Citra TV dan TV Berkarya?”

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh uraian yang lebih mendalam mengenai bagaimana praktek penyiaran tv berjaringan antara Global Citra TV dan TV Berkarya.

D. Manfaat Penelitian

D.1 Manfaat Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu mengembangkan kajian studi ilmu komunikasi dan memberikan sudut pandang yang baru.

D.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan, serta sebagai referensi bagi para peneliti lain yang akan melakukan penelitian dengan tema maupun metode yang sama.

E. Kerangka Teori

E.1 Konglomerasi Media
Konglomerasi merupakan suatu cara untuk mengurangi risiko bisnis melalui diversifikasi. Konglomerasi dengan kepemilikan di berbagai aspek bisnis media merupakan suatu cara agar perusahaan mampu bertahan dengan baik apabila terjadi penurunan pada salah satu segmen pasar tertentu. Pendekatan bisnis tanpa batas merupakan karakteristik umum dalam “raksasa media” baru saat ini (Siswanto, 2008: 10-11). Sebagai contoh, penghasilan Kompas Gramedia dari bisnis propertinya mengalami penurunan, bisnis lain seperti tv, radio, event organizing dapat menutupi penurunan tersebut.

Mengutip hasil riset kerjasama antara CIPG (Centre for Innovation Policy and Government), Hivos dan Manchester Business School, bahwa saat ini, dua belas kelompok media besar mengendalikan hampir semua kanal media di Indonesia, termasuk didalamnya penyiaran, media cetak dan media online (Nugroho, 2012: 53-54). Lorimer dan Scannell menyatakan bahwa konglomerasi merupakan salah satu bentuk kepemilikan terkait yang menggabungkan beberapa jenis bisnis, biasanya meliputi integrasi perusahaan secara horizontal dan vertikal, atau bahkan kepemilikan silang dari beberapa perusahaan yang beroperasi di pasar yang berbeda.

Ada dua tipe konglomerasi, yaitu konglomerasi media dan konglomerasi umum atau non-media. Konglomerasi media adalah bisnis konglomerasi yang memfokuskan mayoritas penguasaan bisnisnya pada industri media. Sedangkan konglomerasi umum atau non-media memiliki fondasi bisnis pada industri non-media. Lorimer dan Scannell juga menunjukkan tren yang berlangsung dengan kuat saat ini pada kepemilikan perusahaan media adalah terjadinya pembelian perusahaan kecil yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar (Lorimer, 1994: 86).

E.2 Market Model Approach
Jika merujuk pada Siswanto (2008: 10-11) maka dapat dikatakan bahwa dalam market model approach atau pendekatan model pasar, media merupakan alat pemenuhan kebutuhan masyarakat yang didasarkan atas hukum permintaan dan penawaran. Masyarakat dalam hal ini merupakan target konsumen, karena media dianggap sebagai sebuah barang atau jasa. Model ini berpendapat bahwa sebuah perusahaan dalam mengejar keuntungan akan selalu bertabrakan dengan kebutuhan masyarakat. Karena motif utama sebuah perusahaan adalah mencari keuntungan sebasar-besarnya.

  • Selain itu Siswanto juga menjabarkan manfaat pasar yang dalam hal ini erat kaitannya dengan perusahaan media. Berikut adalah manfaat pasar :
    Pasar mendorong efisiensi
    Dalam hal ini pasar akan meningkatkan efisiensi namun juga tetap pada motif utamanya, yaitu mencari keuntungan. Sehingga perusahaan akan cenderung mengembangkan cara-cara untuk dapat memberikan barang dan jasa pada biaya terendah, namun dapat diterima oleh masyarakat. Barang dan jasa dalam hal ini adalah program atau konten. Karena program atau konten inilah yang menjadi satu-satunya hal yang bisa di jual oleh perusahaan untuk bisa menarik pengiklan.
  • Pasar mendorong respon
    Pasar beroperasi pada prinsip permintaan dan penawaran. Akibatnya, mereka peka terhadap kebutuhan masyarakat. Di pasaran, harga berfungsi sebagai indikator kunci dari penawaran dan permintaan. Ketika permintaan naik, harga naik sampai persediaan meningkat mengembalikan keseimbangan. Ketika permintaan turun maka harga turun. Dalam kedua kasus, produsen menanggapi permintaan konsumen sebagai akibat dari dinamika pasar.
  • Pasar mendorong fleksibilitas
    Tidak hanya perusahaan berbasis ekonomi yang menanggapi apa yang konsumen inginkan atau tidak, tetapi juga tidak adanya perencanaan dan kontrol memungkinkan mereka untuk beradaptasi dengan cepat terhadap permintaan baru. Oleh karena itu, perusahaan yang beroperasi di pasar berbasis ekonomi harus fleksibel dalam cara mereka mengatur dana yang mereka hasilkan sehingga mereka dapat menanggapi kondisi pasar yang baru. Sekali lagi, kompetisi sangat penting dalam hal ini karena respon yang fleksibel diperlukan hanya jika ada pesaing untuk menyingkirkan pelanggan dari produsen yang tidak merespon dengan baik.
  • Pasar mendorong inovasi
    Dalam pasar berbasis ekonomi, banyak produsen yang berbeda bereksperimen dengan produk dan layanan yang baru. Keuntungan besar mendorong inovasi perusahaan untuk mengembangkan produk baru yang akan berada dalam pangsa pasar yang lebih besar. Kurangnya kompetisi cenderung mencegah inovasi. Dalam industri media, kurangnya kompetisi dapat menyebabkan keengganan mengambil risiko dalam produksi proyek baru yang inovatif. Akibatnya, pilihan bagi konsumen lebih sedikit. Rendahnya keragaman dan inovasi mungkin memiliki dampak negatif pada vitalitas budaya masyarakat dan dapat merusak “ide pasar” yang begitu fundamental untuk masyarakat demokratis.
  • Pasar dapat membuat media layaknya produk lain
    Semua fitur dari pasar yang dijelaskan di atas berlaku untuk media. Para advokat market model berpendapat bahwa seperti produsen produk lain, media industri akan menanggapi permintaan konsumen, pengembangan produk baru yang inovatif, dan tetap fleksibel dan efisien. Dengan memperlakukan produk media seperti produk lain, konsumen dapat menikmati manfaat dari dinamika pasar (Siswanto, 2008: 10-11).

E.3 Public Sphere Model
Menurut David Croteau model ruang publik menunjukkan bahwa kebutuhan masyarakat tidak dapat dipenuhi sepenuhnya melalui sistem pasar. Karena pasar didasarkan pada daya beli konsumen. Selain itu, model ruang publik berpendapat bahwa ada beberapa kebutuhan masyarakat yang tidak bisa dipenuhi melalui dinamika penawaran dan permintaan. Selain itu ini diperlukan untuk memperkuat demokrasi, konten media tidak dapat diperlakukan sebagai sekadar produk lain. Oleh karena itu, profitabilitas tidak bisa menjadi satu-satunya indikator industri media yang sehat. Sebaliknya, kriteria kepentingan umum lainnya, seperti keragaman dan hal lain digunakan dalam model ruang publik untuk menilai kinerja media. Dari perspektif ini, pemerintah memainkan peran yang berguna dan diperlukan dalam memastikan bahwa media memenuhi kebutuhan warga, bukan hanya konsumen (Siswanto, 2008: 10-11).

Serupa dengan yang diungkapkan David Croteau, Anita Septiani Rosana seorang dosen Universitas Sultan Fatah Demak pada tahun 2011 dalam jurnalnya mengutip pendapat dari Sudibyo yang menekankan bahwa ruang publik adalah wilayah dimana seluruh anggota masyarakat dapat berinteraksi, bertukar pikiran, dan berdebat tentang masalah-masalah publik, tanpa perlu merisaukan intervensi penguasa ekonomi atau penguasa politik. Ruang publik merupakan ruang aspirasi dan aktualisasi masyarakat yang secara bebas, dan di ruang ini juga publik secara bebas melakukan transformasi sosial melalui berkelompok dan berserikat.

Ruang publik sebagai potensi demokrasi yang bisa saling menguntungkan, apalagi ruang publik bisa diaktualisasikan dalam bentuk aksi yang positif dan membangun. Realita sosial ruang publik adalah ruang mayoritas. Dalam logika media, ruang publik adalah ruang komunikan, di mana ruang ini menjadi aspek terpenting dalam pesan dan kepentingan media. Media menjadi struktur terpenting dalam ruang publik, karena mampu bersama-sama dengan publik menjadi kontrol sosial. (Wadinah, 2010: 196)

Habermas menyoroti kemampuan pers atau media massa untuk menjadi sebuah ruang publik yang dapat menjalankan fungsinya. Media massa, dengan jangkauannya yang luas dan kandungan informatif yang dimilikinya, bersentuhan langsung dengan wilayah publik. Hanya saja, Habermas mewaspadai bahwa keberadaan media massa tidak terlepas dari kepentingan privat yang menyelenggarakannya. Kepentingan privat ini harus ditampilkan secara terbuka dan dikesampingkan di bawah kepentingan publik. (Rosana, 2011: 138)

F. Kerangka Konsep

1. Konglomerasi

Konglomerasi merupakan suatu cara untuk mengurangi risiko bisnis melalui diversifikasi. Konglomerasi dengan kepemilikan di berbagai aspek bisnis media merupakan suatu cara agar perusahaan mampu bertahan dengan baik apabila terjadi penurunan pada salah satu segmen pasar tertentu. Sebagai contoh, jika suatu saat penghasilan dari bisnis perfilman tengah mengalami penurunan, mungkin pada saat yang bersamaan pendapatan dari bisnis music recording dapat menutupi penurunan tersebut, maka perusahaan konglomerat yang memiliki beberapa jenis bisnis media akan lebih mampu bertahan dalam menghadapi berbagai risiko bisnis. Pendekatan bisnis tanpa batas merupakan karakteristik umum dalam “raksasa” media baru saat ini (Siswanto, 2008: 10-11).

Perluasan konsentrasi dan konglomerasi merupakan kondisi media dewasa ini. Konglomerasi telah masuk dalam ranah penyiaran Indonesia, dimana media cenderung dikendalikan oleh satu kepemilikan. Efek pemusatan kepemilikan media adalah pemilik media lebih mencari keuntungan daripada mementingkan kualitas (Rianto, 2012:13). Media kemudian dipandang sebagai sebuah industri yang bertujuan untuk memenuhi selera pasar demi memperoleh keuntungan sebesar-besarnya. Oleh karena itu, terdapat beberapa akibat atau dampak dari adanya konglomerasi media (Krisnawati, 2015) :

Dampak Positif Konglomerasi Bisnis Media
a. Konglomerasi mengurangi derajat kompetisi media.
Maksud dari mengurangi derajat kompetisi media adalah pada awalnya Indonesia terdapat beberapa stasiun televisi swasta yaitu SCTV, RCTI, Global TV, Metro TV, TV7, Indosiar, TPI, Lativi. Media televisi tersebut bersaing untuk memperebutkan audiens dan pengiklan.
Namun, setelah terjadi merger dan akuisisi, media industri berubah wajah. Ada lebih dari satu stasiun yang berada dalam satu perusahaan besar yang menaunginya. Seperti, MNC Grup dengan RCTI, Global TV, dan MNC TV (dulu bernama TPI), CT Corp dengan Trans TV dan TV 7, Bakrie Grup dengan ANTV dan TV One, kemudian ada pula Media Grup dengan Metro TV, dan Elang Mahkota Teknologi dengan SCTV dan Indosiar.
Tidak menutup kemungkinan, perubahan jaman dan perkembangan informasi dan teknologi akan mengerucutkan lagi media-media yang sudah ada ini dalam satu perusahaan yang sama, sehingga setiap media tidak perlu memperebutkan audiens dan pengiklan.

b. Kinerja ekonomi media yang diakuisisi atau dimerger diharapkan lebih baik dibanding sebelumnya.
Hal ini dapat terlihat dari pengalaman MNC TV (dulu TPI) yang kinerjanya menjadi semakin baik setelah berada dalam satu perusahaan induk yaitu MNC Grup. Berdasarkan hasil survei Forbes, menempatkan Hary Tanoesoedibjo sebagai pemilik MNC Grup menjadi orang nomor empat terkaya di Indonesia. Hal ini karena kesuksesan dari konglomerasi medianya.

Dampak Negatif Konglomerasi Bisnis Media

a. Konglomerasi akan memicu komersialisasi.
Dalam KBBI, komersialisasi berarti perbuatan menjadikan sesuatu sebagai barang dagangan. Sama halnya dengan komersialisasi dalam konteks bermedia. Sebuah media tumbuh, berkembang, dan mampu bertahan bila ada modal. Modal tersebut salah satunya bisa diperoleh dari pengiklan. Media akan menjual program siarnya kepada pengiklan sebagai alat pertukaran.

Kondisi industri media saat ini sudah mengikuti Market Model. Dimana semuanya didasarkan pada motif mencari keuntungan sebesar-besarnya. Sehingga kadang kala, media lupa untuk menjalankan fungsinya sebagai agen perubahan, penyalur informasi, mendidik, dan sebagai kontruksi sosial. Kemudian yang terjadi selanjutnya adalah kegiatan komersialisasi program tanpa memikirkan bahwa ada kepentingan publik yang tidak boleh dilupakan, yaitu adanya public sphere, dimana masyarakat bisa turut berpartisipasi secara aktif dalam memberikan informasi.

Media sering kali lupa bahwa dalam kegiatan bermedia pun tetap ada etika dan norma yang harus selalu dipatuhi, agar masyarakat tidak menjadi korban dari setiap “keegoisan” pemilik media yang mengutamakan keuntungan yang sebesar-besarnya.

b. Konglomerasi menyebabkan keseragaman konten atau materi program.
Salah satu dampak konglomerasi adalah keseragaman konten program. Keseragaman konten membuat terbatasnya pilihan yang pada akhirnya tidak menambah khazanah informasi dan pengetahuan kepada publik. Dengan adanya konglomerasi biasanya satu materi digunakan oleh media lain yang memiliki hubungan kepemilikan yang sama.

c. Melemahnya fungsi kontrol jurnalistik, terutama yang terkait dengan kepentingan pemilik.
Kepemilikan bisnis media di Indonesia yang dikuasai oleh golongan tertentu memunculkan dampak lain yaitu media tidak dapat menghindari konflik kepentingan. Pemberitaan yang dimunculkan sering kali bertujuan sebagai kampanye politik atau menjatuhkan pihak lawan. Jika diperhatikan, sesungguhnya nilai beritanya tidak terlalu tinggi, tetapi karena adanya maksud untuk membuat citra baik, maka hal itu dilakukan.

Sebagai contoh, pada setiap pemberitaan, TV Seputar Berita tidak pernah menggunakan kata “Bencana Alam” melainkan “Kebakaran Besar. Mengapa demikian? Karena PT. Sejahtera dan TV Seputar Berita merupakan perusahaan yang berada dibawah naungan Bakrie Grup. Maka dari itu, dalam rangka untuk mengurangi pemberitaan yang buruk dan menjaga citra baik Adrean Grup, TV Seputar Berita memilih menggunakan kata yang tidak memuat kata Lapindo di dalamnya.

d. Menurunnya kualitas konten media.
Media saat ini cenderung bersifat profit oriented, sehingga terkadang kualitas program yang tidak bagus pun apabila ratingnya tinggi, akan tetap disiarkan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar lagi.

2. Praktek penyiaran tv berjaringan
Dalam konsep ini untuk melihat bagaimana praktek tv berjaringan, peneliti akan mengukurnya dari bagaimana kebijakan redaksi, sumber daya, teknik operasional, dan aturan. Kebijakan redaksional ini berkaitan dengan bagaimana tim redaksi melakukan penemuan ide untuk sebuah konten program, penentuan narasumber, dan pada akhirnya akan menghasilkan proyeksi atau plottingan untuk liputan.

Hal ini penting untuk dilihat, karena ini merupakan tahap pra produksi dan tahap yang sangat penting dari sebuah kegiatan produksi. Melalui kebijakan redaksi, kita bisa melihat bagaimana respon, perspektif, dan konstruksi pesan yang ingin disampaikan kepada audiens melalui program atau berita yang disiarkan.

Selanjutnya berkaitan dengan aturan. Aturan disini perlu dicermati untuk melihat apakah sebuah media taat pada aturan yang telah dibuat oleh pemerintah, KPI, maupun Kominfo. Apakah sebuah media, dalam hal ini adalah TV Borobudur dan Kompas TV mengetahui secara persis mengenai aturan-aturan yang ada yang mengatur tentang media penyiaran. Kemudian, bila media tersebut melanggar aturan yang ada, bagaimana sanksi yang diberikan oleh pemerintah, KPI, maupun Kominfo ini. Aturan ada untuk membatasi maupun mengatur agar konglomerat media bisa membuat medianya pada koridor penyiaran yang benar dan berpihak pada kepentingan publik.

Sumber daya juga turut menentukan kelangsungan hidup sebuah media. Misalnya modal, sumber daya manusia, budaya, dan lain-lain. Peneliti ingin melihat bagaimana sumber daya yang ada akan mempengaruhi perspektif dan konten media. Apakah TV Berkarya dengan semangat kedaerahannya turut menjaga budaya lokal yang ada. TV berjaringan pada umumnya muncul untuk menghindari ketergantungan informasi terhadap pusat.

Dalam kegiatan produksi tentunya perlengkapan operasional merupakan hal yang mendukung dan mempengaruhi kesuksesan produksi. Maka dari itu, peneliti ingin melihat bagaimana teknik operasional tv berjaringan dalam hal ini TV Berkarya mempengaruhi program siarnya. Teknik operasional tersebut meliputi studio siaran dengan segala kelengkapannya, master control, peralatan produksi program seperti kamera, transmisi, pengirim gambar lewat satelit, dan sebagainya.

Terakhir berkaitan dengan administratif. Hal-hal administratif misalnya praktek penyiarannya apakah sesuai dengan regulasi yang ada. Kemudian berkaitan dengan ketentuan-ketentuan lain penyelenggaraan sistem televisi berjaringan.

G. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian yang bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nilai dibalik data yang tampak. (Sugiyono, 2013: 3)
Penelitian kualitatif ini secara spesifik lebih diarahkan pada penggunaan metode studi kasus.

Studi kasus merupakan metode riset yang menggunakan berbagai macam sumber data yang bisa digunakan untuk meneliti, menguraikan, dan menjelaskan secara komprehensif berbagai aspek individu, kelompok suatu program, organisasi atau peristiwa secara sistematis (Kriyantono, 2006: 65). Menurut Lincoln dan Guba (Mulyana, 2010: 201) penggunaan studi kasus sebagai suatu metode penelitian kualitatif memiliki beberapa keuntungan, yaitu :
1. Studi kasus dapat menyajikan pandangan dari subjek yang diteliti.
2. Studi kasus menyajikan uraian yang menyeluruh yang mirip dengan apa yang dialami pembaca kehidupan sehari-hari.
3. Studi kasus merupakan sarana efektif untuk menunjukkan hubungan antara peneliti dan responden.
4. Studi kasus dapat memberikan uraian yang mendalam yang diperlukan bagi penilaian atau transferabilitas.

Pada dasarnya penelitian dengan jenis studi kasus bertujuan untuk mengetahui tentang sesuatu hal secara mendalam. Maka dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan metode studi kasus untuk mengungkap tentang keberadaan tv lokal yaitu TV Borobudur di tengah konvergensi media.

2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah individu, benda, atau organism yang dijadikan sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian. Istilah lain yang digunakan untuk menyebut subjek penelitian adalah responden, yaitu orang yang member respons atas suatu perlakuan yang diberikan kepadanya (Idrus, 2009: 91). Penulis memilih subjek penelitian ini yaitu Senior Producer dari TV Berkarya (sekarang Global Citra TV Jabar), dan News Network Manager dari Global Citra TV.

3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah Stasiun Global Citra TV Jateng (dahulu bernama TV Berkarya) yang terletak di Jl. Kadayuana Umum No. 20-34, Jabar.

4. Jenis Data Penelitian
a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama atau tangan pertama di lapangan. Sumber data ini bisa diperoleh dari responden atau subyek penelitian, dari hasil wawancara, observasi, dan lain sebagainya (Kriyantono, 2006: 41-42). Data primer pada penelitian ini diperoleh dari wawancara dengan Pimpinan Redaksi TV Berkarya di Jabar, serta pihak terkait lainnya.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder. Data ini juga dapat diperoleh dari data primer penelitian terdahulu yang telah diolah lebih lanjut menjadi bentuk-bentuk seperti tabel, grafik, diagram, gambar, dan sebagainya. Data sekunder ini bersifat melengkapai, biasanya data sekunder ini sangat membantu periset bila data primer terbatas atau sulit diperoleh (Aldo, 2009: 13).
Terdapat dua kategori data sekunder, yaitu internal data dan eksternal data. Internal data adalah data yang diperoleh dari dalam organisasi atau lembaga sendiri dan hasilnya digunakan oleh lembaga itu sendiri, sedangkan eksternal data adalah data yang diperoleh dari sumber luar, misalnya bisa diperoleh dari Biro Pusat Statistik (BPS), departemen pemerintahan, kelurahan, dan lainnya. (Aldo, 2009: 13).
Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian, sehingga nantinya dapat digunakan untuk mendukung penelitian. Selain jurnal, data sekunder yang digunakan lainnya antara lain, seperti data pola siaran sebelum dan sesudah bermitra dengan Global Citra TV.

H. Teknik Pengumpulan Data

1. Metode Wawancara

Metode wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian. Pewawancara dan responden atau orang yang diwawancarai akan bertatap muka dan melakukan tanya jawab dengan atau tanpa menggunakan (guide) wawancara (Bagio, 2009: 321). Bentuk wawancara yang digunakan pada penelitian ini adalah wawancara mendalam.

Metode wawancara mendalam atau in-depth interview adalah sama seperti metode wawancara lainnya, hanya peran wawancara, tujuan, peran informan, dan cara melakukan wawancara berbeda dengan wawancara pada umumnya. Dalam metode wawancara mendalam penggalian informasi dilakukan berkali-kali dan membutuhkan waktu yang lama bersama informan di lokasi penelitian (Bagio, 2009: 321)

Informan yang peneliti wawancarai pada penelitian ini adalah Senior Producer dari TV Berkarya (sekarang Kompas TV Jawa Barat), News Network Manager dari Global Citra TV, serta pihak terkait lainnya.

2. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan metode mencari data mengenai variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2002: 206). Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal, dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan (Moleong, 2008: 217).

Pada penelitian ini dokumen yang digunakan oleh penulis adalah data pola siaran TV Borobudur sebelum dan sesudah bermitra dengan Kompas TV, dan hasil pengamatan tayangan program-program lokal TV Berkarya di Global Citra TV Jabar.

I. Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Bogdan adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono, 2013: 88).

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada model analisis data milik Huberman dan Miles yang disebut dengan model interaktif. Model interaktif ini terdiri dari tiga hal utama yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi (Idrus, 2009: 147-148) :

1. Tahap Reduksi data

Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis dari lapangan. Tahapan reduksi data merupakan bagian kegiatan analisis sehingga pilihan-pilihan peneliti tentang bagian data mana yang dikode, dibuang, pola-pola mana yang meringkas sejumlah bagian tersebut, cerita apa yang berkembang, merupakan pilihan-pilihan analitis. Dengan begitu proses reduksi data dimaksudkan untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang bagian data yang tidak diperlukan.

2. Tahap Penyajian data

Penyajian data dimaknai Miles dan Huberman sebagai sekumpulan informasi tersusun yang member kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan mencermati penyajian data ini, peneliti akan lebih mudah memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan.

3. Tahap Penarikan kesimpulan (Verifikasi)

Verifikasi atau penarikan kesimpulan dimaknai sebagai penarikan arti data yang telah ditampilkan. Pemberian makna ini tentu saja sejauh pemahaman peneliti dan interpretasi yang dibuatnya. Beberapa cara yang dapat dilakukan dalam proses ini adalah dengan melakukan pencatatan untuk pola-pola dan tema yang sama, pengelompokan, dan pencarian kasus-kasus negatif. Penarikan kesimpulan dapat saja berlangsung saat proses pengumpulan data, baru kemudian reduksi data dan penyajian data. Namun, kesimpulan ini belum merupakan kesimpulan final, perlu adanya verifikasi hasil temuan di lapangan.


2. Contoh Proposal Skripsi Akutansi Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Malang

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Latar belakang peneltian yang dilakukan ini adalah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang sudah dikeluarkan pemerintah dan telah menunjukkan bahwasanya reformasi terhadap pengelolaan keuangan negara. Beberapa peraturan perundang-undangan yang menyatakan hal tersebut antara lain yakni Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 yang berkaitan dengan Keuangan Negara, Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 yang berkaitan dengan Perbendaharaan Negara, serta Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 yang berkaitan dengan Pemriksaan Pengelolaan Dana Serta Tangugng Jawab Keuangan Negara.

Dan penelitian ini untuk melakukan pengujian terhadap Faktor Keperlakukan Organisasi Pada Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Malang yang nantinya akan melakukan pengujian terhadap Sistem Akuntansi Keuangan Daearah Malang yang ada di Kecamatan Sidomulyo, Kabupaten Banyuasin. Selengkapnya, kamu bisa lihat beberapa contoh latar belakang yang bisa kamu gunakan untuk refrensi dalam membuat latar belakang masalah.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari skripsi yang penulis tulis adalah sebagai berikut:

Apakah terhadap faktor organisasi seperti misalnya dukungan dari atasan, kejelasan tujuan, serta pelatihan, akan memberikan pengaruh terhadap peningkatan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Malang?
Apakah terhadap faktor organisasi seperti misalnya dukungan dari atasan, kejelasan tujuan, serta pelatihan dengan variabel intervening akan memberikan pengaruh terhadap peningkatan kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Malang? Selengkapnya, kamu bisa lihat beberapa contoh rumusan masalah yang bisa kamu gunakan untuk refrensi dalam membuat rumusan masalah.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh penulis bertujuan untuk melakukan pengujian terhadap faktor organisasi seperti misalnya dukungan dari atasan, kejelasan tujuan, serta pelatihan, di dalam membantu meningkatkan kegunaan dari Sistem Akuntansi Keuangan Daerah dan juga melakukan pengujian secara tidak langsung terhadap faktor-faktor organisasi tersebut dengan melalui variabel intervening sehingga dapat membantu di dalam meningkatkan konflik kongesif dan juga menurunkan konflik afektif yang pada waktunya dapat meningkatkan kegunaan dari Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Malang.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian yang penulis lakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik memberikan manfaat di bidang akademisi maupun juga di bidang praktisi. Di bidang akademisi diharapkan dapat memberikan tambahan di bidang literatur yang berkaitan dengan Faktor Keperlakuan Organisasi dan kaitannya dengan Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Malang. Di bidang praktisi diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat yakni digunakan sebagai bahan pertimbangan serta masukan untuk pemerintah daerah di dalam implementasinya terhadap kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Malang.

BAB II

Tinjauan Pustaka

A. Pengertian Sistem Akuntansi Keuangan Dearah Malang

Akuntansi merupakan sebuah sistem, sementara untuk pengertian sistem adalah kesatuan yang di dalamnya terdiri atas subsistem. Sistem juga bisa diartikan sebagai kesatuan yang di dalamnya terdiri dari bagian-bagian kecil yang kesemuanya saling berhubungan satu dengan yang lainnya serta memiliki tujuan tertentu. Tahapan yang dilakukan di dalam siklus akuntansi dimulai dari jurnal, pembuatan transaksi, membuat laporan keuangan, jurnal penutupan, dan juga neraca setelah dilakukannya penutupan.

B. Faktor Keperlakukan Organisasi

Pada dasarnya organisasi berdasarkan implementasi sistem dibagi menjadi tiga aspek, yakni dukungan atasan, kejelasan tujuan, dan juga penelitian. Dan faktor tersebut berdasarkan Chenhall, 2004 didefinisikan sebagai keterlibatan manajemen di dalam mengatur untuk kemajuan proyek dan juga menyediakan sumber daya yang memang diperlukan.

Sementara kejelaasan tujuan didefinisikan sebagai kejelasan yang ada pada sasaran serta tujuan dari digunakannya Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Malang yang ada pada semua level organisasi. Sementara untuk pelatihan merupakan sebuah usaha yang digunakan untuk mengarahkan serta pelatihan untuk membantu dalam meningkatkan pemahaman yang berkaitan dengan sistem.


3. Contoh Proposal Skripsi Hukum Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Pemusnahan Barang Sitaan Narkotika Di Wilayah Pengadilan Negeri Lampung

A. Latar Belakang Masalah

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 menentukan secara tegas bahwa negara Indonesia adalah negara hukum. Sejalan dengan ketentuan tersebut maka salah satu prinsip penting negara hukum adalah adanya jaminan kesederajatan bagi setiap orang di hadapan hukum (equality before the law). Oleh karena itu setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil, serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.

Dalam usaha memperkuat prinsip di atas, maka salah satu substansi penting perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah membawa perubahan yang mendasar dalam kehidupan ketatanegaraan, khususnya dalam pelaksanaan kekuasaan kehakiman. Berdasarkan perubahan tersebut ditegaskan bahwa ketentuan badan-badan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur dalam undang-undang. Ketentuan badan-badan lain tersebut selanjutnya dipertegas lagi oleh Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman yang dalam Pasal 41 menyatakan bahwa badan-badan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman meliputi Kepolisian Negara Republik Indonesia, Kejaksaan Republik Indonesia dan badan-badan lain diatur dalam Undang-undang.

Sejalan dengan perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman dan beberapa peraturan perundang-undangan lainnya, serta berdasarkan perkembangan kebutuhan hukum masyarakat dan kehidupan ketatanegaraan, maka Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1991 tentang Kejaksaan Republik Indonesia sudah tidak sesuai lagi sehingga perlu dilakukan perubahan secara komprehensif dengan membentuk Undang-undang yang baru. Untuk itu pada tanggal 26 Juli 2004 telah diundangkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang muncul dan perlu mendapatkan jawaban dalam penelitian ini adalah :

  • Bagaimanakah pelaksanaan pemusnahan barang sitaan narkotika yang diedarkan di Kejaksaan Negeri Lampung?
  • Bagaimanakah bentuk pengawasan terhadap pelaksanaan pemusnahan barang sitaan tersebut di negeri Lampung?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pelaksanaan pemusnahan barang sitaan narkotika yang bersifat terlarang untuk diedarkan di Kabupaten Lampung
Untuk mengetahui bentuk pengawasan terhadap pelaksanaan pemusnahan barang sitaan narkotika yang bersifat terlarang untuk diedarkan.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap pengembangan ilmu hukum pidana, khususnya yang berkaitan dengan pelaksanaan pemusnahan barang sitaan narkotika yang bersifat terlarang untuk diedarkan Penelitian ini diharapkan juga memberikan sumbangan pemikiran terhadap bentuk pengawasan terhadap pelaksanaan pemusnahan barang sitaan narkotika yang bersifat terlarang untuk diedarkan

E. Keaslian Penelitian

Menelusuri kepustakaan, ternyata telah banyak ditemukan penelitian di bidang hukum pidana. Akan tetapi menurut pengetahuan penulis penelitian pemusnahan barang sitaan narkotika di Kejaksaan Negeri Sleman berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1977 Pasal 60, sampai saat ini belum pernah ada. Namun demikian apabila ternyata pernah dilaksanakan penelitian yang sejenis dengan penelitian ini, maka penulis berharap penelitian ini dapat melengkapinya.

F. Tinjauan Pustaka

Febby Zanuar membedakan pengertian sistem peradilan pidana dengan proses peradilan pidana. Sistem adalah suatu rangkaian antara unsur/faktor yang saling terkait satu dengan lainnya sehingga menciptakan suatu mekanisme sedemikian rupa sehingga sampai tujuan dari sistem tersebut. Proses peradilan pidana adalah dalam arti jalannya suatu peradilan pidana, yakni suatu proses sejak seorang diduga telah melakukan tindak pidana sampai orang tersebut dibebaskan kembali setelah melaksanakan pidana yang telah dijatuhkan kepadanya.

Dani, sebagaimana dikutip oleh. Aldi, memberikan pengertian bahwa proses peradilan pidana (criminal justice process) adalah setiap tahap dari suatu putusan yang menghadapkan seorang tersangka ke dalam proses yang membawanya kepada penentuan pidana baginya. Sedangkan sistem peradilan pidana (criminal justice system) adalah interkoneksi antara keputusan dari setiap instansi yang terlibat dalam proses peradilan pidana.

G. Batasan Konsep

Barang sitaan adalahpenyitaan sesuatu benda diartikan pengambilalihan atau penguasaan benda itu guna kepentingan acara pidana Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat meneyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangi rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

H. Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mendasarkan pada data sekunder. Jadi dalam penelitian ini data diperoleh dari penelitian kepustakaan dengan menggunakan metode pendekatan yuridis, yaitu menganalisis permasalahan dari sudut pandang/menurut ketentuan hukum/perundang-undangan yang berlaku.

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari penelitian kepustakaan yang berupa bahan-bahan hukum. Bahan-bahan hukum tersebut terdiri dari :

I. Sistematika Penulisan Hukum

Guna memudahkan dalam memahami isi dari skripsi ini, berikut penulis sajikan tentang sistematika penulisan yang dipergunakan dalam penyusunan skripsi ini sebagai berikut :

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab pendahuluan ini diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, tinjauan pustaka, batasan konsep, metode penelitian, dan selanjutnya pada akhir dari bab ini disajikan tentang sistematika penulisan skripsi.

BAB II

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis menguraikan tentang, Jenis-jenis Barang Sitaan Narkotika Yang Umumnya di Sita di Kejaksaan Negeri Sleman, Pelaksanaan Pemusnahan Barang Sitaan Narkotika di Kejaksaan Negeri Lampung Daerah Bandar Lampung, dan Bentuk Pengawasan terhadap Pemusnahan Barang Sitaan Narkotika

BAB IV

PENUTUP

Dalam bab penutup ini penulis menarik kesimpulan yang merupakan jawaban atas permasalahan dalam penelitian ini sebagaimana telah diuraikan dan dibahas dalam Bab I dan Bab II dan memberikan sarannya.


4. Contoh Proposal Skripsi Teknik Informatika Merancang Dan Membuat Suatu Aplikasi Inventaris

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi dewasa ini sangat terasa manfaatnya dalam membantu permasalahan dalam suatu proses kegiatan. Kegiatan yang umumnya menggunakan peranan teknologi informasi seperti pengolahan data keuangan, pengolahan data penjualan dan pembelian, pengolahan data kepegawaian, pengolahan data inventarisasi barang dan lain-lain. Beberapa dari kegiatan tersebut selalu terkait dengan proses bisnis yang ada dalam perusahaan kegiatan tersebut tidak boleh lepas dari pengawasan dan harus dimonitoring setiap harinya, karena kegiatan tersebut adalah roda inti dalam berjalannya roda bisnis pada suatu perusaan atau di dalam suatu lembaga.

B. Rumusan Masalah

Agar dalam penelitian ini tidak keluar dari pokok pembahasan maka Pembatasan masalah ditekankan pada pencatatan barang, penelusuran barang, pemutasian barang dan laporan yang dibutuhkan oleh pimpinan untuk setiap periode

C. Tujuan

Dengan melihat latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah merancang dan membuat suatu aplikasi inventaris barang berbasis komputer yang sistematis, terstruktur dan terarah, sehingga dapat mendukung kinerja Universitas Pengajaran.

D. Manfaat
Manfaat dari penulisan laporan Tugas Akhir adalah:

  • Menambah pengetahuan dan dapat mengetahui serta mempraktekkan semua teori yang telah didapat pada masa perkuliahan mengenai pemrograman, basisdata, pembuatan sistem informasi dan mengaplikasikannya.
  • Menambah pengalaman dalam dunia kerja untuk dapat bekerja sama dengan banyak pihak
  • Mempermudah dalam pekerjaan dengan sistem informasi inventaris barang yang ada di Universitas Pengajaran sehingga kecepatan operasional menjadi lebih efektif, cepat dan akurat

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Sistem Informasi

Suatu sistem terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan. Beroperasi bersama-sama untuk mencapai beberapa sasaran atau tujuan. Sistem mengacu pada kelompok elemen yang dipadukan untuk tujuan bersama dalam mencapai beberapa tujuan. Sebuah sistem harus mempunyai lebih dari satu elemen dan semua elemen dari suatu sistem harus mempunyai hubungan yang terpadu.

B. Konsep Dasar Data

“Data adalah representative fakta dunia nyata yang mewakili sutu objek seperti manusia (pegaeai, siswa, pembeli, pelanggan), barang, hewan, peristiwa, konsep, keadaan, dan sebagainya, yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya”. (Fathansyah, 2002 : 2) Jelasnya data itu dapat berupa apa saja dan dapat ditemui di mana saja. Kemudian kegunaan data adalah sebagai bahan dasar yang objektif (relative) di dalam proses penyusunan kebijaksanaan dan keputusan oleh pemimpin organisasi.

C. Barang

Barang adalah benda-benda yang berwujud, yang digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya atau untuk menghasilkan benda lain yang akan memenuhi kebutuhan masyarakat. Jasa adalah suatu barang yang tidak berwujud, tetapi dapat memberikan kepuasan dan memenuhi kebutuhan masyarakat

D. Inventaris

Inventarisasi merupakan proses mengelola pengadaan atau persediaan barang yang dimiliki oleh suatu kantor atau Perusahaan dalam melakukan kegiatan operasionalnya. tanpa adanya inventori suatu kegiatan usaha tidak akan terlaksana, untuk itu keberadaan inventori sangat penting. Inventaris kantor sangatlah penting bagi kelangsungan sebuah Instansi. Apabila salah satu atau beberapa perlengkapan mengalami gangguan, maka pasti akan menghambat jalannya roda perekonomian Perusahaan yang biasanya berupa tidak teraturnya keorganisasian sebuah inventaris kantor atau kurangnya sebuah sistem dalam menginventaris perlengkapan kantor.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian

Untuk mendapatkan data yang tepat dan akurat guna kesempurnaan aplikasi sistem yang akan dibuat maka diperlukan suatu metode penelitian. Objek dalam penelitian ini adalah Universitas Pengajaran, berlokasikan di jalan Pandjaitan No. 13 Lampung. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:

a] Studi Lapangan

  • Wawancara atau Interview

Pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam menunjang kelengkapan data melalui metode wawancara atau interview. Penulis melakukan tanya jawab dengan pihak yang bertanggung jawab dalam inventaris barang yang ada di Universitas Boyolali mengenai bagaimana langkah-langkah dalam pengelolaan inventaris barang

  • Observasi

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data tidak hanya dengan metode wawancara atau interview tetapi juga melalui metode observasi. Penulis mencari data-data yang dibutuhkan dalam pembuatan sistem informasi inventaris barang mulai dari pencatatan, pengolahan, penyimpanan, pemeliharaan hingga peminjaman barang dengan melakukan survei di Universitas Boyolali.

b] Studi Pustaka

Metode Studi Pustaka ialah salah satu pencarian dan pengumpulan data dengan cara membaca buku, laporan-laporan yang berkaitan dengan objek penelitian dan dapat dijadikan sebagai dasar teori serta dapat dijadikan bahan perbandingan.

D. Analisa Sistem Yang Berjalan

Tahap analisis sistem berjalan dalam pengolahan data inventaris barang yang ada pada Universitas Pengajaran ini masih menggunakan aplikasi perkantoran dan merekap data inventaris ataupun melakukan pencatatan ke dalam buku besar kemudian hasil nya disimpan di map-map berupa dokumen arsip. Hal ini menyebabkan lambatnya pembuatan laporan serta pekerjaan yang dilakukan oleh staff-staff dalam mengolah data inventaris barang dikarenakan staff tersebut harus mencari data inventaris barang secara manual. Dalam pengolahan data inventaris barang sering terjadi kesalahan pengetikkan data oleh staff yang menangani data keragaan inventaris dan menghambat proses pengolahan data di bidang tersebut. adapun masalah yang dihadapi oleh Universitas Pengajaran dibidang inventaris barang ini sebagai berikut:

Data inventaris barang ini di tulis oleh staff dengan menggunakan Microsoft Word dan Microsoft Excel (Aplikasi perkantoran), setelah ditulis lalu dicetak dengan printer. Belum ada aplikasi yang dapat membuat pengolahan data inventaris barang mudah dipahami oleh staff.

E. Menentukan Kebutuhan Sistem Baru

Pada tahap ini dilakukan kegiatan penentuan kebutuhan software dan hardware, yang nantinya akan digunakan untuk menunjang berjalannya sistem yang dibuat. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:

  • Menguji dan memeriksa software yang akan digunakan untuk mengimplemetasikan spesifikasi login sistem yang telah dibuat.
  • Memilih dan memeriksa setiap perlatan komputer yang dibutuhkan dalam proses pengembangan maupun implementasi dan pemeliharaan sistem.
  • Memperhitungkan kebutuhan sumber daya manusia yang nantinya akan terlibat didalam operasional sistem dengan cara melakukan pemeliharaan maupun pelatihan serta penyuluhan terhadap personil yang terlibat.

5. Contoh Proposal Skripsi Pendidikan Implementasi Metode Pembelajaran

A. Judul Proposal

Implementasi Metode Pembelajaran Oleh Guru Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran SMK N 10 Palembang.

B. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas XI AP 1 dan 3 pada tanggal 1-3 April 2019 ditemukan beberapa permasalahan dalam kegiatan pembelajaran. Pertama, motivasi belajar siswa masih rendah ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. Kondisi ini dibuktikan dengan banyaknya siswa yang melakukan aktivitas lain seperti berbicara, bercanda, bermain gadget hingga tidur.

Kedua, prestasi belajar sebagian besar siswa juga masih rendah dimana berdasar hasil nilai ulangan harian sebanyak 68% belum mencapai kriteria ketuntasan minimal. Ketiga, sumber belajar yang digunakan oleh guru dan siswa belum memadai karena tidak adanya bahan ajar untuk kurikulum 2019 edisi revisi.

Keempat, strategi dan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru kompetensi keahlian Administrasi Perkantoran belum bervariasi. Dalam kegiatan pembelajaran, guru masih menggunakan strategi yang monoton, yaitu ekspositori dan metode ceramah serta penugasan. Padahal setiap materi pelajaran tentu membutuhkan penerapan strategi yang bervariasi karena tujuan pembelajarannya juga berbeda.

Berdasarkan kelima permasalahan tersebut, perlu sekiranya dilakukan penelitian mengenai pelaksanaan strategi pembelajaran oleh guru. Adapun judul penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu “Implementasi Metode Pembelajaran Oleh Guru Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran SMK N 10 Palembang”.

C. Pembatasan Masalah

Strategi dan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru kompetensi keahlian Administrasi Perkantoran belum bervariasi.

D. Rumusan Masalah

Bagaimana implementasi strategi dan metode pembelajaran oleh guru kompetensi keahlian Administrasi Perkantoran SMK N 10 Palembang?

E. Kajian Teori

Berdasarkan tema penelitian yang diambil, maka terdapat tiga kajian teori utama.

  • Pertama, teori mengenai strategi pembelajaran meliputi pengertian, komponen, jenis, perencanaan serta pelaksanaannya.
  • Kedua, teori tentang metode pembelajaran yang terdiri dari pengertian, jenis dan perencanaannya.
  • Ketiga, teori yang membahas mengenai guru kompetensi keahlian Administrasi Perkantoran mulai dari pengertian, kompetensi, keterampilan mengajar dan perannya dalam kegiatan pembelajaran.

F. Desain Penelitian

Penelitian ini berdesain deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif sehingga data yang dihasilkan adalah berupa kata dan kalimat.

G. Informan Penelitian

Subjek dalam penelitian ini terdiri dari guru dan siswa kelas X kompetensi keahlian Administrasi Perkantoran SMK N 10 Palembang tahun ajaran 2019/2020. Pemilihan subjek penelitian berupa guru kompetensi keahlian Administrasi Perkantoran menggunakan teknik purposive sampling. Sementara itu, khusus untuk siswa kelas X kompetensi keahlian Administrasi Perkantoran menggunakan teknik snowball sampling.

H. Instrumen Pengumpulan Data

Penelitian ini berdesain deskriptif dengan pendekatan kualitatif, maka instrumen yang dapat digunakan ialah berupa pedoman observasi, wawancara dan dokumentasi.

I. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data interaktif. Teknik ini terdiri dari tiga tahap kegiatan yang harus ditempuh oleh peneliti, yaitu penyajian, reduksi dan penarikan kesimpulan dari data.


6. Contoh Proposal Skripsi Manajemen Ekonomi Peranan Budget Kas Dalam Usaha Menjaga Likuiditas Dan Meningkatkan Rentabilitas Perusahaan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada umumnya setiap perusahaan dalam melaksanakan segala aktifitasnya, selalu menginginkan untuk dapat bekerja dengan efisien mungkin, sehingga dapat memperoleh laba maximum. Faktor yang mempengaruhi laba maximum dalam perusahaan adalah aktiva lancar. Menurut Drs. M Sudrajat (1977:21) aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai atau dijual periode berikutnya. Tujuan yang akan dicapai didasarkan pada perkembangan dan pertumbuhan jangka panjang dimasa yang akan datang. Oleh karena itu diperlukan perencanaan dan pengawasan kas sebagai pedoman dan untujk bekerja sebaik mungkin demi kelangsungan hidup perusahaan.

Kas merupakan aktiva lancar yang paling likuid bagi peusahaan atau salah satu modasl kerja yang paling tingkat likuiditasnya. Jumlah kas yang berlebihan atau sebaliknya mempunyai akibat negatif bagi perusahaan. Jumlah kas yang kecil akan mengakibatkan perputaran kas semakin tinggi sehingga perusahan akan memperoleh keuntungan yang besar. Tetapi suatu perusahaan yang tingkat likuiditasnya tinggi karena jumlah kasnya besar dan tingkat perputaran kasnya rendah berarti perusahaan kurang efektif dalam mengelola kas. Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kas mempunyai peranan penting dalam menjaga kelancaran operasi perusahaan. Oleh karena itu kas harus direncanakan dan diawasi dengan baik agar kas tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah. Perencanaan dan pengawasan tersebut dapat dilakukan dengan membuat budget kas.

Budget kas merupakan suatu alat yang bisa digunakan untuk mengatur sebaik-baiknya mengenai aliran kas masuk (cash inflow) dan aliran kas keluar (cash outflow). Perusahaan yang ingin tetap eksis di tengah-tengah persaingan maak ia dituntut untuk selalu menjaga perusahaan agar tetap likuid. Disadari atau tidak likuiditas sesungguhnya sangat besar sekali pengaruhnya terhadap kepercayaan pihak ketiga, sebab pihak ketiga mempunyai pengaruh terhadap bonafitas perusahaan yang biasanya ditentukan oleh kemampuan perusahaan di dalam membayar hutang-hutangnya yang telah jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar.

Likuiditas merupakan salah satu faktor yang menentukan sukses tidaknya suatu perusahaan. Likuiditas dapat menggambarkan tentang keadaan profibilitas suatu perusahaan, karena dapat melangsungkan hidupnya, suatu perusahaan haruslah berada dalam keadaan menguntungkan/profitable. Tanpa adanya keuntungan akan sangat sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dar luar. Pemilik perusahaan dan pihak manajemen akan berusaha meningkatkan keuntungan karena, arti keuntungan bagi masa depan perusahaan sangatlah penting. Maka dari itu menjaga likuiditas dan meningkatkna rentabilitas santat penting sekali artinya. Agar seorang manajer keuangan dapat menjaga kondisi likuiditas yang diinginkan perusahaan dan meningkatkan rentabilitas maka diperlukan suatu alat bantu yang disebut dengan budget kas (cash budget). Mengingat bahwa kas di dalam perusahaan sangat diperlukan, maka dengan alasan itulah diangkat ke dalam karya tulis yang berjudul ‘Peranan Budget Kas dalam Usaha Menjaga Likuditas dan Meningkatkan Rentabilitas Perusahaan ’

B. Rumusan Masalah

Untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, perlu membuat budget kas dan telah merencanakan penerimaan kas maupun pengeluaran kas selama periode satu tahun mendatang yang disusun sedemikian rupa sehigga terbentuklah budget kas pada perusahaan tersebut terdapat nilai penerimaan kas dan pengeluran kas yang berbeda, sehingga selisih kas yang berbeda.

Terjadinya jumlah selisih kas pada budget kas tersebut akan tampak pada saat terjadi defisit kas, keadaan demikian tentunya harus dipecahkan karena akan berpengaruh pada struktur keuangan perusahaan. Sedangkan perusahaan berkeinginan untuk tetap menjaga tingkat likuiditas dan meningkatkan rentabilitas perusahaan. Dalam menghadapi masalah tersebut perusahaan bermaksud mengambil langkah keuangan dimana langkah yang diambil nanti tidak merugikan perusahaan.

Dengan memperhatikan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

  • Apakah perusahaan sudah membuat atau memiliki budget kas yang baik.
  • Bagaimana peranan budget kas dalam menjaga likuiditas dan meningkatkan rentabilitas perusahaan.

C. Pembatasan Masalah

Karena sangat luasnya permasalahan yang dihadapi perusahaan dimana faktor-faktor penyebabnya bisa dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan, maka untuk lebih terarahnya pembahasan diberikan batasan-batasan masalah sebagai berikut :

  • Masalah dititikberatkan pada pencapaian tujuan jangka pendek.
  • Pembahasannya dibatasi pada masalah intern perusahaan yaitu keungan perusahaan terutama yang berhubungan dengan budget kas, likuiditas dan rentabilitas.

D. Tujuan Penelitan

Untuk mengetahui faktor-faktor yang akan mempengaruhi likuiditas dan rentabilitas
Untuk mengetahui aktivitas atau kegiatan yang ada dalam perusahaan sehingga perusahaan mampu untuk menjamin kontinyuitas perusahaan.
Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang ada di perusahaan khususnya dalam bidang keuangan serta berusaha mencari jalan pemecahannya.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian adalah sebagai berikut ;

  • Bagi perusahaan

Memberikan tambahan informasi bagi manajemen perusahaan dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan penggunaan kas sehingga dapat menjaga kondisi likuiditas dan rentabilitas perusahaan serta dapat tercapainya tujuan yang diinginkan.


7. Contoh Proposal Skripsi E-Commerce

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Jaman sekarang teknologi berkembang amat pesat. Setiap saat dikembangkan perangkat – perangkat baru untuk mendukung kemudahan hidup manusia. Infrastruktur teknologi yang berkembang pun terasa bukan lagi sekedar pelengkap semata namun sudah menjadi kebutuhan, salah satunya di dunia penjualan. Teknologi yang berkembang pesat menyediakan sarana pendukung penjualan yang lebih atraktif bagi perusahaan. Salah satu sarana pendukungnya adalah e-commerce.

Banyak perusahaan penjualan di luar negeri yang sudah mengaplikasikan sistem e-commerce. Begitu pula dengan sistem perusahaan penjualan di negara kita, semuanya perlahan – lahan memulai e-commerce dan menyebarkan informasi secara atraktif sebagai alat bantu promosi. Dengan mengaplikasikan e-commerce, dan dukungan HTML 5 dan PHP sebagai media teknologi, menjadikan proses penjualan dilakukan secara lebih mudah, efesien dan interaktif antara customer dan perusahaan. Hal inilah yang ingin dicapai oleh PT. Mandalika Utama, sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dibidang penjualan buku. Merancang aplikasi e-commerce berbasiskan HTML 5, PHP dan CSS 3 pada PT. Mandalika Utama.

1.2 RUANG LINGKUP

  • Aplikasi yang akan dirancang adalah sistem penjualan berbasis web (e-commerce) yang membantu perusahaan agar mencapai keuntungan maksimal dari penjualan manual yang di inginkan. Penelitian ini memiliki ruang lingkup. Informasi produk dan pemesanan berbasis web, Konsumen dapat melihat produk dan memesan sesuai kriteria yang diinginkan. Hal ini mempermudah pelanggan untuk mengetahui informasi produk dan memudahkan dalam pemesanan.
  • Sistem manjemen data buku.
    Sistem manajemen data buku yang disimpan pada database melalui operasi insert, update, delete, dan view data yang ditampilkan melalui website.
  • Sistem pembayaran berbasis web.
    Merancang sistem untuk memfasilitasi proses konfirmasi pembayaran yang dilakukan secara transfer bank.
  • Security.
    Kami tidak membahas keamanan jaringan dalam aplikasi e-commerce yang dikembangkan.

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk merancang e-commerce toko buku PT. Mandalika Utama dengan PHP, HTML 5 dan CSS 3.
2. Untuk memberikan kemudahan bagi para customer dalam mencari rekomendasi dan referensi buku.
3. Memberikan solusi dari permasalahan penjualan manual yang terjadi di PT. Mandalika Utama.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai langkah awal untuk membangun sistem bisnis perusahaan secara menyeluruh. Program aplikasi yang dibuat juga dapat dijadikan bahan untuk penelitian lebih lanjut di bidang yang berkaitan.  Dengan penyesuaian tertentu, metode yang digunakan mungkin dapat juga dimanfaatkan untuk system penyimpanan secara umum ataupun yang berhubungan.

1.5 METODE PENELITIAN

Studi Pustaka

Mempelajari teknologi yang digunakan dalam pembuatan system e- commerce dan pengimplementasiannya dengan membaca buku – buku, artikel, melihat di internet, dan sumber – sumber lainnya.

Metode Perancangan

Metode perancangan yang digunakan adalah waterfall model (Pressman, 2010, p155) karena metode ini yang cocok untuk digunakan dalam memecahkan kasus yang ada di toko buku PT. Mandalika Utama.

  • Use case
    Menggambarkan siapa yang akan menggunakan sistem dan dalam cara user ingin berinteraksi dengan sistem.
  • Class diagram
    Menggambarkan struktur sistem dengan bentuk objek.
  • Sequence diagram
    Menggambarkan bagaimana objek saling berinteraksi melalui pesan dalam melakukan suatu operasi atau melaksanakan use case.
  • Activity diagram
    Digunakan untuk menggambarkan urutan aktivitas secara berurutan dari proses bisnis atau use case.
  • Construction
    PHP : Digunakan untuk merancang website.
    HTML 5 : Digunakan sebagai client side.
    CSS : Digunakan dalam merancang design web.
  • Deployment
    PT. Mandalika Utama akan memberikan wawancara kepuasan tentang website penjualan buku, adminisator PT. Mandalika Utama akan mendapatkan training cara menggunakan website.

1.6 SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan ini merupakan gambaran umum mengenai isi dari keseluruhan pembahasan, yang bertujuan untuk memudahkan pembaca dalam mengikuti alur pembahasan yang terdapat dalam penulisan makalah skripsi ini. Adapun sistematika penulisan adalah sebagai berikut :

BAB I 

PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang perusahaan yang akan diteliti yaitu PT. Mandalika Utama. Membahas permasalahan yang dihadapi, ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti, tujuan dan manfaat yang akan dilakukan, metodelogi penelitian yang digunakan dan sistematika penulisan.

BAB II

LANDASAN TEORI

Berisi tentang teori dasar yang mendasari analisis dan penerapan aplikasi e-commerce pada toko buku PT. Mandalika Utama. Terdapat kutipan dari buku-buku, website, maupun sumber literatur lainnya yang mendukung penyusunan skripsi ini. Berisi pula teori-teori khusus yang berhubungan dengan aplikasi e-commerce.

BAB III 

ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

Bab ini merupakan inti dari penelitian, membahas analisis sistem yang sedang berjalan pada toko buku PT. Mandalika Utama. Pada bab ini juga disertakan latar belakang, struktur organisasi, beserta tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian.

BAB IV 

RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Implementasi dan evaluasi.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Berisi kesimpulan dari seluruh pembahasan yang dilakukan untuk menyempurnakan sistem yang ada di masa yang akan datang.


8. Contoh Proposal Skripsi Kualitatif

A. Judul Proposal

Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Oleh Dosen Kompetensi Keahlian Manajemen Perusahaan Universitas Malayati Sumedang.

B. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas kuliah semester akhir ZA 1 dan 5 pada tanggal 10-22 April 2011 ditemukan beberapa permasalahan dalam kegiatan pembelajaran. Pertama, motivasi belajar mahasiswa masih rendah ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. Kondisi ini dibuktikan dengan banyaknya mahasiswa yang melakukan aktivitas lain seperti berbicara, bercanda, bermain gadget sampai tertidur.

Kedua, prestasi belajar sebagian besar mahasiswa juga masih rendah dimana berdasar hasil nilai ulangan harian sebanyak 66% belum mencapai kriteria ketuntasan minimal. Ketiga, sumber belajar yang digunakan oleh dosen dan mahasiswa belum memadai karena tidak adanya bahan ajar untuk semestar akhir edisi revisi.

Keempat, strategi pembelajaran yang digunakan oleh dosen kompetensi keahlian Administrasi Perkantoran belum bervariasi. Dalam kegiatan pembelajaran, guru masih menggunakan strategi yang monoton, yaitu ekspositori. Padahal setiap materi pelajaran tentu membutuhkan penerapan strategi yang bervariasi karena tujuan pembelajarannya juga berbeda.

Berdasarkan keempat permasalahan tersebut, perlu sekiranya dilakukan penelitian mengenai pelaksanaan strategi pembelajaran oleh guru. Adapun judul penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu “Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Oleh Guru Kompetensi Keahlian Manajemen Perusahaan Universitas Malayati Sumedang”.

C. Pembatasan Masalah

Strategi pembelajaran yang digunakan oleh dosen Keahlian Manajemen Perusahaan Universitas Malayati Sumedang belum bervariasi.

D. Rumusan Masalah

Bagaimana pelaksanaan strategi pembelajaran oleh dosen kompetensi Keahlian Manajemen Perusahaan Universitas Malayati Sumedang?

E. Kajian Teori

Berdasarkan tema penelitian yang diambil, maka terdapat tiga kajian teori utama. Pertama, teori mengenai strategi pembelajaran meliputi pengertian, komponen, jenis, perencanaan serta pelaksanaannya. Kedua, teori tentang metode pembelajaran yang terdiri dari pengertian, jenis dan perencanaannya. Ketiga, teori yang membahas mengenai dosen kompetensi keahlian Manajemen Perusahaan mulai dari pengertian, kompetensi, keterampilan mengajar dan perannya dalam kegiatan pembelajaran mahasiswa.

F. Desain Penelitian

Penelitian ini berdesain deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif sehingga data yang dihasilkan adalah berupa kata dan kalimat.

G. Informan Penelitian

Subjek dalam penelitian ini terdiri dari dosen dan mahasiswa semester akhir kompetensi Keahlian Manajemen Perusahaan Universitas Malayati Sumedang tahun ajaran 2011/2012. Pemilihan subjek penelitian berupa dosen kompetensi Keahlian Manajemen Perusahaan Universitas Malayati Sumedang menggunakan teknik purposive sampling. Sementara itu, khusus untuk mahasiswa semester akhir kompetensi Keahlian Manajemen Perusahaan Universitas Malayati Sumedang menggunakan teknik snowball sampling.

H. Instrumen Pengumpulan Data

Penelitian ini berdesain deskriptif dengan pendekatan kualitatif, maka instrumen yang dapat digunakan adalah berupa pedoman observasi, wawancara dan dokumentasi.

I. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data interaktif. Teknik ini terdiri dari tiga tahap kegiatan yang harus ditempuh oleh peneliti, yaitu penyajian, reduksi dan penarikan kesimpulan dari data.


Itulah yang dapat saya sampaikan terkait dengan artikel ini yang sudah membahas tentang 8 Contoh Proposal Skripsi dalam pembuatan Proposal Skripsi secara lengkap yang sudah saya bagikan, semoga bisa menjadi bahan refrensi kamu untuk membuat Proposal Skripsi dan dapat menambah ilmu pengetahuan kamu dalam membaca artikel ini, semoga bermanfaat, Terimakasih.


Baca Juga Artikel Lainnya :